bagaimana

Bukan Sekadar Warisan Budaya, “Kaulinan” Tradisional Miliki Nilai Luhur

1.888 Views

TASIKMALAYA | Priangan.com – Anak memiliki hak untuk merasakan dunianya dengan suka cita dan bergembira. Tapi kini, kebahagian dan kebersamaan anak-anak sudah mulai tergerus oleh hingar-bingar kehidupan orang dewasa.

Untuk itu, MI PUI Gunung Yuda Cigantang, Mangkubumi Kota, Tasikmalaya bekerja sama dengan Ichikibung menggelar workshop metode pembelajaran learning by game melalui kaulinan tradisional, Kamis, 15 Maret 2018.

Kegiatan itu bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan permainan  tradisional yang sudah dilupakan. “Harapannya, para siswa mampu menjaga dan melestarikan kembali kaulinan tradisional yang menjadi warisan budaya,” ujar Nanang, kepala MI PUI Gunung Yuda.

Ungkapan senada disampaikan pengawas dari Kementrian Agama Kota Tasikmalaya, Asep. “Kaulinan tradisional bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi memiliki nilai-nilai luhur sebagai penuntun budi pekerti bagi anak didik,” tandasnya.

Abah Irwan, pupuhu Ichikibung, berterima kasih kepada pihak sekolah yang telah bekerja sama untuk mengenalkan kembali kaulinan tradisional kepada anak-anak. “Mudah-mudahan peserta mampu dan menguasai kaulinan tradisional yang sarat kesederhanaan, kekompakan, kejujuran, dan toleransi,” harapnya.

Dalam kegiatan tersebut dipaparkan filosofi setiap permaian. Semua anak berbaur dalam kebersamaan dan kegembiraan melalui berbagai kaulinan, seperti pecle, engrang, sapintrong, loncat tinggi, damdaman, sasarungan, surser dan lain-lain. []

Naskah: Dwi | Editor Video: Eki Kurnia Sandi

Facebook Comments
zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Tonton Juga :  Deldom di Taman Raflesia Ciamis Sudah Ada Sejak 1993

Add Comment

Click here to post a comment

%d blogger menyukai ini: