Historia

Saat Tikus Menguasai Negeri Kangguru: Wabah 1917 dan 1993

Hasil tangkapan 126.400 tikus (lebih dari 2 ton) selama tiga malam di Crystal Brook pada tahun 1917. | State Library

JAKARTA | Priangan.com – Tikus dan mencit telah lama menjadi ancaman serius di Australia, khususnya di wilayah selatan dan timur yang dikenal sebagai sentra penghasil padi-padian. Setiap beberapa tahun sekali, populasi hewan pengerat ini meledak dalam jumlah besar.

Ledakan populasi tikus menyebabkan kerusakan parah pada lahan pertanian, kebun, serta bangunan tempat tinggal dan usaha seperti rumah, hotel, dan restoran. Bahkan di kota besar seperti Sydney, jumlah tikus diperkirakan mencapai 500 juta hingga satu miliar ekor. Artinya, ada sekitar seratus tikus untuk setiap penduduk kota.

Salah satu wabah tikus paling mencolok dalam sejarah terjadi pada tahun 1917. Saat itu, sejumlah wilayah di Queensland dan Victoria benar-benar dilanda invasi tikus dalam skala besar.

Hewan-hewan ini memakan dan merusak persediaan gandum, serta menggerogoti barang-barang rumah tangga seperti sepatu bot, taplak meja, karpet, seprai, hingga buku. Mereka bahkan menggigit kabel telepon dan telegraf, serta merusak dokumen di stasiun kereta api.

Banyak rumah tangga melaporkan kejadian mengerikan. Tikus ditemukan mati mengambang dalam kendi susu, dan ada roti yang saat dipotong ternyata menyimpan bangkai tikus di dalamnya. Ketika laci atau lemari dibuka, tikus sering kali melompat keluar, mengejutkan penghuni rumah. Bahkan bayi dalam buaian pun menjadi korban gigitan.

Serangan ini merambah ke kebun binatang. Tikus berhasil masuk dan membuat singa ketakutan, gajah menjerit dan meniupkan belalainya. Sementara itu, kucing yang biasanya menjadi pemangsa tikus, justru menjadi korban gangguan.

Laporan surat kabar menyebutkan bahwa tikus bermain-main di sekitar kucing, menggigit telinga dan ekor mereka. Kucing-kucing itu ketakutan hingga memanjat pohon dan enggan turun, bahkan sampai memakan rumput karena terlalu takut.

Tonton Juga :  Mengenal Sosok Yi Sun-sin, Sang Laksamana Legendaris

Kerugian akibat wabah ini sangat besar. Di stasiun Woomelang, gandum nyaris habis dimakan tikus. Petani terpaksa membakar tumpukan jerami karena terlalu banyak dihinggapi hama, lalu membeli sekam dari daerah lain untuk memberi makan ternak.

Upaya pemberantasan dilakukan secara masif. Setiap harinya, puluhan ribu ekor tikus ditangkap dan dibunuh. Di Lascelles, Victoria, tercatat lebih dari 200.000 tikus dengan berat mencapai tiga ton berhasil ditangkap hanya dalam satu malam.

Salah satu kisah menarik datang dari Rochester, Victoria. Dua wanita dengan keberanian luar biasa membunuh lebih dari seribu tikus hanya dalam waktu dua jam. Aksi ini menjadi berita utama surat kabar dengan tajuk “Wanita Membantai Tikus.”

Wabah tahun 1917 dimulai pada Februari dan mencapai puncaknya antara April hingga Agustus. Wabah ini baru mereda setelah lebih dari 1.500 ton tikus atau sekitar seratus juta ekor berhasil dibasmi.

Namun, wabah ini bukan yang paling merugikan secara ekonomi. Pada tahun 1993, Australia kembali dilanda wabah tikus yang menyebabkan kerugian mencapai AUD64 juta hingga AUD96 juta, tergantung pada sumber.

Tikus-tikus ini menghancurkan ribuan hektare tanaman, merusak kandang babi, serta menimbulkan kerugian besar pada peternakan unggas. Dokumentasi video dari masa itu menunjukkan betapa parahnya situasi yang terjadi.

Hingga kini, penyebab pasti dari munculnya wabah tikus secara rutin di Australia belum sepenuhnya dipahami. Tikus merupakan spesies invasif yang diperkenalkan oleh pemukim Eropa pada akhir abad ke-18. Karena tidak memiliki predator alami, populasi mereka berkembang pesat.

Wabah sering kali terjadi setelah curah hujan musim dingin yang tinggi. Sebaliknya, kekeringan mampu mencegah lonjakan populasi.

Meski ancaman wabah tikus masih ada, kemajuan signifikan kini telah dicapai. Para peneliti berhasil mengembangkan model prediktif yang cukup akurat dalam memperkirakan datangnya wabah.

Tonton Juga :  Operasi Barbarossa: Mimpi Besar Hitler yang Berakhir Tragis

Model ini memungkinkan para petani mengambil tindakan pencegahan lebih awal. Inovasi ini menjadi harapan bahwa Australia kini lebih siap dalam menghadapi ancaman wabah tikus di masa depan. (LSA)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: