Historia

Permainan Besar: Saat Inggris dan Rusia Berebut Tahta di Asia Tengah

Seorang perwira Rusia bernegosiasi dengan para kepala suku Turkoman selama periode permusuhan Anglo-Afghanistan di Afghanistan. | Getty Images.

BUKHARA | Priangan.com – ‘Permainan Besar’ atau ‘Bolshaya Igra’ adalah persaingan antara Kekaisaran Inggris dan Rusia di Asia Tengah pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Inggris ingin mempertahankan India Britania sebagai wilayah paling berharga dalam kekaisarannya. Sementara itu, Rusia berambisi memperluas wilayahnya untuk menjadi kekaisaran daratan terbesar dalam sejarah.

Ketegangan semakin meningkat seiring dengan ekspansi kedua negara. Inggris menguasai wilayah yang kini mencakup India, Pakistan, Bangladesh, dan Myanmar. Di sisi lain, Rusia menaklukkan berbagai khanat dan suku di Asia Tengah.

Persaingan ini berpusat di sekitar Afghanistan, Tibet, dan Persia. Ketiga wilayah ini dianggap strategis bagi kedua kekaisaran.

Permainan Besar dimulai secara resmi pada 12 Januari 1830. Lord Ellenborough dari Inggris mengeluarkan dekrit untuk membuka jalur perdagangan baru dari India ke Bukhara.

Inggris ingin menjadikan Turki, Persia, dan Afghanistan sebagai zona penyangga. Tujuannya adalah untuk mencegah Rusia mendapatkan akses ke pelabuhan di Teluk Persia.

Rusia tidak tinggal diam. Mereka ingin membangun zona netral di Afghanistan yang bisa digunakan untuk kepentingan perdagangan dan militer mereka.

Persaingan ini memicu serangkaian perang yang berakhir buruk bagi Inggris. Mereka kalah dalam Perang Anglo-Afghanistan Pertama (1838), Perang Anglo-Sikh Pertama (1843), Perang Anglo-Sikh Kedua (1848), dan Perang Anglo-Afghanistan Kedua (1878).

Akibatnya, Rusia berhasil menguasai beberapa khanat penting, termasuk Bukhara.

Meski gagal menaklukkan Afghanistan, Inggris tetap menjadikannya sebagai wilayah penyangga antara Rusia dan India Britania.

Di Tibet, Inggris sempat mengambil alih kekuasaan lewat Ekspedisi Younghusband pada 1903–1904. Namun, mereka hanya bertahan selama dua tahun sebelum Tibet kembali dikuasai Dinasti Qing dari Tiongkok.

Setelah Dinasti Qing runtuh pada 1911, Tibet kembali merdeka dan memerintah dirinya sendiri.

Tonton Juga :  Max Havelaar, Bola Salju yang Memantik Kesadaran Nasionalisme Tokoh Bangsa

Setelah hampir satu abad bersaing, Permainan Besar berakhir dengan Konvensi Inggris-Rusia tahun 1907.

Kesepakatan ini membagi Persia menjadi tiga wilayah. Bagian utara dikuasai Rusia, bagian selatan berada di bawah kendali Inggris, dan bagian tengah dinyatakan sebagai zona netral.

Konvensi ini juga menetapkan batas pengaruh kedua kekaisaran di sepanjang Afghanistan. Selain itu, Afghanistan secara resmi diakui sebagai protektorat Inggris.

Meskipun Permainan Besar telah berakhir, ketegangan antara Inggris dan Rusia tetap ada.

Hingga Perang Dunia I, hubungan mereka masih belum sepenuhnya membaik. Namun, saat perang pecah, keduanya akhirnya bersekutu melawan Blok Sentral.

Hingga kini, istilah ‘Permainan Besar’ masih sering digunakan untuk menggambarkan persaingan geopolitik di berbagai belahan dunia.

Persaingan Inggris dan Rusia di masa lalu tetap relevan dalam sejarah dan politik global saat ini. (LSA)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: