TASIKMALAYA | Priangan.com – Di balik reruntuhan tanah dan harapan yang terus menipis, tim pencari masih berjibaku di Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Sudah enam hari berlalu sejak bencana longsor melanda area persawahan di kecamatan tersebut, namun dua petani yang tertimbun, Acu (65) dan Amin (60), belum juga ditemukan.
Keduanya dilaporkan hilang pada Minggu siang (29/6/2025), saat sedang bekerja mencangkul di ladang yang kini telah berubah menjadi ladang bencana. Berdasarkan kesaksian warga, keduanya sempat mencoba menyelamatkan diri ketika tanah mulai bergeser. Namun derasnya longsoran yang membawa material berat tak memberi cukup waktu untuk menghindar. Kedua petani malang itu terkubur hidup-hidup di tempat mereka sehari-hari menggantungkan hidup.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adisetya, menyampaikan bahwa hingga hari kelima, proses pencarian belum membuahkan hasil yang diharapkan. Bahkan, pencarian kini telah diperluas ke lima titik baru yang diduga menjadi lokasi terakhir keberadaan korban.
“Kami tidak tinggal diam. Hari ini pencarian difokuskan ke dua area utama yang kemungkinan besar menjadi tempat tertimbunnya korban. Tim SAR juga dibantu anjing pelacak untuk menambah akurasi pencarian,” kata Jembar saat ditemui di lokasi pencarian, Jumat (4/7/2025).
Sebanyak 250 personel gabungan dikerahkan dalam upaya ini. Mereka terdiri dari anggota SAR, BPBD, Tagana, relawan komunitas tanggap bencana, hingga warga yang dengan sukarela ikut membantu menggali tanah dan membersihkan material longsoran.
“Setiap hari kami terus berusaha, walau cuaca kadang tidak mendukung. Tapi harapan itu masih ada, dan kami tidak akan menyerah sampai korban ditemukan,” ujar Jembar, suaranya berat namun penuh tekad.
Sementara itu, demi memastikan kebutuhan para petugas di lapangan tetap terpenuhi, Tagana bersama Kampung Siaga Bencana (KSB) dan warga sekitar mendirikan dapur umum. Di tempat inilah, semangat gotong royong benar-benar terasa.
Warga tak sekadar menunggu, mereka ikut turun tangan. Ada yang memasak dari rumah masing-masing, ada pula yang datang langsung ke posko dapur umum membawa makanan siap saji untuk dibagikan kepada ratusan anggota tim pencarian.
“Dapur umum bukan hanya soal makan, tapi juga bentuk solidaritas. Kami semua terpanggil. Tidak ada yang bisa tidur nyenyak sebelum para korban ditemukan,” tambah Jembar.
Selain upaya pencarian, bantuan logistik dan dukungan moral juga terus disalurkan kepada keluarga korban yang hingga kini masih menanti kabar dengan penuh kecemasan. (yna)