Daily News

Ikuti Diskusi Publik, Tiga Bakal Calon Wali Kota Tasik ini Sepakat Kalau Budaya itu Penting Dilestarikan

Tiga Kandidat Bakal Calon Wali Kota Tasi Tengah Mengikuti Kegiatan Diskusi Publik Bareng Komunitas Cermin Tasikmalaya | Yoga

TASIKMALAYA | Priangan.com – Tiga bakal calon Wali Kota Tasikmalaya menghadiri acara diskusi publik dengan tema “Ketahanan Budaya versus Kerawanan Sosial” yang digelar oleh Komunitas Cermin Tasikmalaya di Studio KCT, Jalan Pemuda, Kota Tasikmalaya, pada Minggu, 21 Juli 2024.  Mereka adalah Arif Hidayat Putra, Agus Wahyudin dan Diky Chandra.

Ditemui di sela-sela kegiatan, Dicky Chandra menyebut bahwa  budaya sangat penting dalam membentuk perilaku positif. Ia mencatat, meski ada tantangan seperti praktik korupsi oleh pejabat atau pengaruh budaya asing yang merusak, seperti LGBT, geng motor, seks bebas, dan narkoba, budaya tetap memainkan peran penting.

Diskusi yang dipandu MZ Arif ini dihadiri oleh sekitar seratus peserta, termasuk pegiat budaya, tokoh masyarakat, pengusaha, dan generasi muda. Acara tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan musik dari Ivan Bule.

Dalam kesempatan itu, Dicky dan kedua kandidat lainnya sepakat bahwa ketahanan budaya memerlukan komitmen dan kerja sama dari semua pihak untuk memajukan Kota Tasikmalaya, dimulai dari individu, keluarga, hingga komunitas yang lebih luas.

“Ketahanan budaya harus dilakukan secara kolektif; budaya yang baik seperti budaya nyantri, gotong royong, dan kebiasaan positif lainnya tidak dapat diterapkan secara individu,” ujar Diky. Ia juga menyoroti pentingnya adanya teladan yang konsisten dalam mempertahankan kebiasaan baik agar menjadi contoh bagi masyarakat.

Diky menambahkan bahwa jika budaya asing masuk, masyarakat harus memiliki prinsip untuk melakukan kajian terlebih dahulu mengenai dampak positif dan negatifnya sebelum mengadopsinya.

Dalam hal pemerintahan, Diky menjelaskan bahwa regulasi harus menyeluruh dan pemerintah perlu memberikan contoh nyata kepada masyarakat. “Pemerintah harus terlibat penuh, dari pembuatan regulasi hingga memberikan teladan. Pertahanan budaya memerlukan tindakan konkret,” ujarnya.

Tonton Juga :  Timnas Indonesia Berisiko Dihukum AFC Menjelang Pertandingan Melawan China

Pimpinan KCT, Ahmansyah Timutiah, menjelaskan bahwa di era globalisasi saat ini, ketahanan budaya menjadi elemen penting dalam mempertahankan identitas suatu daerah di tengah arus budaya global. Perubahan sosial yang terjadi dapat meningkatkan kerentanan sosial di masyarakat.

“Diskusi publik ini bertujuan untuk menggali dan memahami gagasan para kandidat, sehingga pemilih dapat menilai komitmen mereka terhadap isu-isu ini,” katanya. (yga)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: