BONDOWOSO | Priangan.com – Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, ada satu peristiwa yang tak akan pernah terlupa. Itu adalah tragedi Gerbong Maut. Peristiwa tragis ini terjadi ketika 100 pejuang Indonesia yang ditahan oleh pasukan Belanda dipindahkan dari Bondowoso menuju Surabaya menggunakan tiga gerbong kereta api yang tertutup rapat. Perjalanan yang semula hanya dimaksudkan sebagai pemindahan tahanan, berubah menjadi tragedi kemanusiaan yang memilukan.
November, 1947, dalam suasana penuh tegang di tengah Agresi Militer Belanda I, ratusan pejuang pribumi ditangkap dan ditahan di penjara Bondowoso. Tepat pada tanggal 23 November, pasukan Belanda memutuskan untuk memindahkan mereka ke Penjara Surabaya. Sayangnya, itu dilakukan tanpa memperhatikan kondisi dan keselamatan para pejuang. Mereka dipaksa berbaris dari penjara menuju stasiun kereta api Bondowoso, sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam tiga gerbong barang yang sangat sempit.
Setelah dimasukan ke dalam gerbong, pasukan Belanda kemudian menutup pintu gerbong dengan rapat dan digembok dari luar. Ketiga gerbong tersebut diisi berdesakan. Gerbong utama diisi oleh 32 pejuang, gerbong kedua 30 pejuang, sementara gerbong ketiga 38 pejuang.
Saat kereta mulai bergerak meninggalkan stasiun Bondowoso, para pejuang pun mulai merasakan penderitaan. Selain udara yang pengap, mereka juga merasakan panas yang ditiimbulkan oleh bagian sisi gerbong yang terbuat dari seng. Banyak di antara mereka yang berteriak minta air dan ventilasi. Namun, teriakan itu sama sekali tak dihiraukan oleh pasukan Belanda.
Selama hampir 12 jam perjalanan, para pejuang di dalam gerbong berjuang keras melawan panas. Hingga akhirnya kereta tiba di Stasiun Wonokromo pada pukul 19.15 malam, pemandangan mengerikan pun tersaji di depan mata pasukan Belanda saat mereka membuka satu persatu gerbong itu. Di gerbong pertama, semua pejuang ditemukan masih hidup walau dalam kondisi sangat lemas, di gerbong kedua, ada delapan pejuang yang ditemukan tewas, sementara di gerbong ketiga, semua pejuang ditemukan tewas dengan kondisi tubuh banyak luka bakar.
Secara keseluruhan, ada 46 pejuang yang gugur dalam peristiwa ini. Mereka yang masih hidup, dipaksa oleh tentara Belanda untuk mengeluarkan jenazah rekan-rekannya sebelum mereka dibawa ke kamp tahanan di Bubutan, Surabaya. Tragedi Gerbong Maut inin tentu saja meninggalkan luka mendalam dan menjadi bagian dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. (ldy)