CANBERRA | Priangan.com -Partai oposisi utama Australia, Koalisi yang dipimpin oleh Partai Liberal, resmi membatalkan janji kampanyenya untuk menghapus sistem kerja jarak jauh bagi pegawai negeri sipil serta memangkas puluhan ribu posisi ASN.
Keputusan ini diumumkan langsung oleh pemimpin Partai Liberal, Peter Dutton, pada Senin, 7 April 2025, menjelang pemilu nasional yang akan digelar pada 3 Mei mendatang.
Peter Dutton, yang berasal dari partai sayap kanan-tengah, mengakui bahwa usulan sebelumnya merupakan sebuah “kesalahan”.
Dikutip Channel Nine, Selasa, 8 April 2025, ia menyatakan pentingnya transparansi kepada publik.
“Saya rasa penting bagi kita untuk menyampaikan dan mengakuinya, dan tujuan kita adalah memastikan bahwa para pembayar pajak yang bekerja keras dan uang mereka digunakan untuk membayar upah, digunakan secara efisien,” ujar Dutton.
Sebelumnya, Dutton berjanji akan memaksa seluruh pegawai pemerintah untuk kembali bekerja dari kantor selama lima hari dalam seminggu dan memangkas sekitar 41.000 posisi dalam sektor pelayanan publik.
Namun, janji tersebut menuai kritik dan dianggap tidak sejalan dengan dinamika kerja modern, terutama setelah pandemi COVID-19 yang mendorong fleksibilitas kerja.
Janji itu sendiri merupakan bagian dari strategi kampanye Dutton yang ingin menunjukkan efisiensi dan ketegasan dalam birokrasi.
Namun, setelah melihat penurunan dukungan dalam jajak pendapat dan meningkatnya reaksi negatif dari publik, Dutton memutuskan untuk menarik kembali usulan tersebut.
Keputusan ini penting karena, jika terpilih, janji itu akan diimplementasikan sebagai kebijakan resmi pemerintah.
Sementara itu, Perdana Menteri petahana, Anthony Albanese dari Partai Buruh, menanggapi pembatalan janji ini dengan skeptis. Ia menuding Dutton tidak memahami realitas kehidupan keluarga modern serta pentingnya peran fleksibilitas kerja.
“Peter Dutton ingin melemahkan hak-hak pekerja dan khususnya tidak memahami keluarga modern, tidak memahami peran penting yang dimainkan perempuan dan laki-laki dalam mengatur keluarga mereka,” kata Albanese.
Dalam jajak pendapat terbaru yang dirilis oleh Newspoll pada Minggu, 6 April 2025, Partai Buruh unggul tipis atas Koalisi dengan skor 52-48 dalam simulasi pertarungan dua partai.
Meskipun selisihnya kecil, tren ini menunjukkan meningkatnya dukungan terhadap kubu petahana, di tengah kampanye yang didominasi isu biaya hidup dan krisis perumahan.
Analis politik memprediksi persaingan tetap ketat dan berpotensi menghasilkan parlemen gantung, situasi di mana tidak ada partai yang meraih mayoritas mutlak.
Terakhir kali kondisi seperti ini terjadi adalah pada tahun 2010, ketika Julia Gillard harus membentuk pemerintahan minoritas dengan dukungan Partai Hijau dan anggota parlemen independen. (LSA)