Daily News

Xi Jinping Dorong Diplomasi PerdamaianRusia-Ukraina

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, berkomitmen memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina | rt.com

BEIJING | Priangan.com – Presiden Xi Jinping mengeluarkan pernyataan yang menegaskan komitmen Tiongkok untuk memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan konflik antara Rusia dan Ukraina melalui diplomasi yang berupaya untuk menghindari eskalasi dan mempromosikan perdamaian.

Xi Jinping, setelah pertemuan dengan Presiden Polandia Andrzej Duda, menekankan, bahwa Tiongkok menentang segala upaya yang dapat memperburuk ketegangan atau menjelek-jelekkan Beijing karena posisinya dalam konflik tersebut.

“Tujuan Tiongkok adalah untuk menghindari perluasan dan intensifikasi konflik, serta menciptakan kondisi yang mendukung perundingan perdamaian,” ujar Xi Jinping, awal pekan ini seperti dilansir rt.com.

Kontroversi muncul ketika AS dan sekutu-sekutunya menuduh Tiongkok terlibat tidak langsung dengan konflik melalui pasokan barang-barang penggunaan ganda ke Rusia. Negara-negara Barat telah memberikan dukungan militer kepada Ukraina sambil menegaskan bahwa mereka tidak terlibat secara langsung dalam pertempuran.

Xi Jinping menegaskan, Tiongkok menolak upaya untuk mencoreng namanya dengan mengalihkan perhatian melalui perdagangan normal dengan Rusia. Bahkan, Tiongkok bersikeras untuk memainkan peran yang konstruktif dalam penyelesaian politik krisis Ukraina sesuai dengan pendekatannya sendiri.

Pada awal bulan ini, Tiongkok menolak untuk berpartisipasi dalam pertemuan puncak perdamaian di Swiss atas permintaan Kiev, karena Rusia tidak diundang. Presiden Duda dari Polandia, negara yang mendukung Kiev secara vokal di Barat, berharap agar Tiongkok memainkan peran dalam menyelesaikan konflik tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional.

Pembicaraan antara Presiden Duda dan Xi Jinping, yang berlangsung selama empat jam, juga menyoroti isu-isu bilateral seperti pelonggaran aturan visa dan partisipasi Polandia dalam inisiatif Jalan dan Sabuk Tiongkok. Kedua pemimpin mengklaim bahwa pertemuan tersebut memperkuat hubungan bilateral mereka meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai konflik Ukraina.

Tonton Juga :  Kekuatan DPRD di Parlemen, Muslim; DPRD Kota Tasik Terus Laksanakan Fungsinya Seoptimal Mungkin

Tiongkok telah menolak pandangan Barat tentang konflik Ukraina, menyalahkan ekspansi NATO sebagai pemicu utama dan mendorong negara-negara lain untuk menghindari mentalitas Perang Dingin dalam hubungan internasional. (mth)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: