1919 Cimareme Berdarah; Sedang Berzikir, Haji Hasan Dihujani Peluru Kolonial
- Dokumenter
- Juni 6, 2018
GARUT | Priangan.com – Akhir 1918, kemarau panjang menyebabkan kegagalan panen. Persediaan beras menipis. Harga beras melambung sangat tinggi. Untuk mengendalikan persediaan bahan makanan, pada 24 Maret 1919 pemerintah kolonial mengeluarkan kebijakan pembelian padi dari petani. Para petani yang memiliki tegalan sawah lebih dari 1 bahu diwajibkan menjual hasil panen mereka kepada pemerintah dengan harga
READ MORETASIKMALAYA | Priangan.com – Dewan Kabupaten yang dibentuk pada tahun 1925, menandai arah baru pelaksanaan pemerintahan demokratis di Priangan. Melalui Dewan Kabupaten, rakyat pribumi berkesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan penting pengelolaan pemerintahan di daerah. Bersamaan dengan itu, pemilihan anggota Dewan Kabupaten menjadi agenda rutin yang dilaksanakan dalam empat tahun sekali. Di keresidenan Priangan, mekanisme
READ MORETASIKMALAYA | Priangan.com – Sejak masa kolonial Tasikmalaya telah menjadi jantung perekonomian di Priangan Timur. Pada abad ke-19 di Tasikmalaya sudah berdiri pasar yang terletak di Jl. Dr. Soekarjo, dikenal dengan sebutan Pasar Kolot. Mulai 1912, pemerintah Kolonial Belanda memindahkan dan membangun Pasar Tasikmalaya di dekat perlintasan rel kereta api dalam kota. Sejak saat itu
READ MORE