ROMA | Priangan.com – Colosseum, atau yang dikenal dengan nama resmi Amfiteater Flavian, adalah salah satu monumen paling terkenal dan megah dari masa Romawi Kuno.
Terletak di pusat kota Roma, Italia, bangunan ini tidak hanya merupakan contoh arsitektur yang canggih, tetapi juga simbol kekuasaan dan kemegahan Kekaisaran Romawi.
Pembangunan Colosseum dimulai pada tahun 72 Masehi di bawah pemerintahan Kaisar Vespasianus dari dinasti Flavian. Proyek ini dilanjutkan oleh putranya, Kaisar Titus, dan selesai pada tahun 80 Masehi.
Colosseum dibangun sebagai amfiteater besar untuk menampilkan berbagai pertunjukan publik, termasuk pertarungan gladiator, pertempuran laut buatan, dan eksekusi publik.
Arsitekturnya yang mengesankan terdiri dari tiga tingkat yang didukung oleh sekitar 80 lengkungan, yang memungkinkan kapasitas penonton mencapai sekitar 50.000 hingga 80.000 orang. Struktur ini menggabungkan teknik-teknik arsitektur canggih, seperti beton Romawi yang inovatif, untuk menciptakan arena yang tahan lama dan fungsional.
Selama masa kejayaannya, Colosseum menjadi pusat hiburan terbesar di Roma. Pertunjukan di dalamnya sering kali sangat brutal, dengan gladiator bertarung satu sama lain atau melawan hewan buas.
Selain pertarungan gladiator, Colosseum juga digunakan untuk pertunjukan besar, seperti rekonstruksi pertempuran laut (naumachia), yang melibatkan pengisian arena dengan air dan pertarungan antara kapal.
Colosseum juga berfungsi sebagai simbol kekuasaan politik. Para kaisar Romawi menggunakan pertunjukan di arena ini untuk meraih popularitas dan menunjukkan kebesaran kekaisaran mereka. Setiap acara diatur dengan hati-hati untuk memamerkan kekuatan Romawi dan memberikan hiburan bagi rakyat.
Pada abad ke-5 Masehi, Kekaisaran Romawi mulai mengalami kemunduran, dan Colosseum tidak lagi digunakan dengan intensitas yang sama. Gempa bumi pada tahun 847 dan 1231 menyebabkan kerusakan parah pada struktur, menyebabkan sebagian besar bagian luar amfiteater runtuh.
Selain itu, Colosseum sering digunakan sebagai tambang bahan bangunan selama Abad Pertengahan, yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada struktur aslinya.
Pada abad ke-18, minat terhadap Colosseum mulai bangkit kembali, dan berbagai upaya konservasi dilakukan untuk melindungi dan memulihkan sisa-sisa bangunan.
Pada tahun 1980, Colosseum diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, dan pada tahun 2007, Colosseum terdaftar sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru. Upaya pelestarian berlanjut hingga hari ini untuk menjaga dan merestorasi Colosseum sebagai simbol kekayaan sejarah dan budaya Roma.
Colosseum adalah lebih dari sekadar monumen kuno; ia adalah cermin kejayaan dan kekuatan Kekaisaran Romawi yang melampaui batasan waktu. Dari kegemilangan pertunjukan gladiator hingga perjuangan pelestariannya di zaman modern, Colosseum tetap menjadi salah satu warisan budaya paling berharga di dunia.
Mengunjungi Colosseum hari ini adalah mengunjungi jantung sejarah yang telah berdiri kokoh selama ribuan tahun, menyimpan cerita-cerita besar dari masa lalu yang abadi. (mth)