GARUT | Priangan.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mencanangkan program “Jabar Nyaah Ka Indung”, sebuah gerakan sosial yang melibatkan aparatur sipil negara (ASN) serta pegawai BUMD di tingkat provinsi, kota, dan kabupaten.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kaum ibu, khususnya mereka yang hidup dalam kondisi kurang beruntung.
Program Nyaah Ka Indung mulai diimplementasikan di berbagai daerah di Jawa Barat, termasuk di Kabupaten Garut. Di Garut, program ini direncanakan masuk ke dalam kurikulum sekolah melalui empat pendekatan: sebagai mata pelajaran muatan lokal (mulok), terintegrasi dengan mata pelajaran yang ada, melalui kegiatan kokurikuler, atau kegiatan ekstrakurikuler.
“Keempat metodologi ini akan diuji terlebih dahulu melalui uji petik. Setelah mendapat masukan dari sekolah atau pihak lain, misalnya: ‘Oh, ini cocoknya di mulok,’ mungkin di SD masuknya mulok, sementara di SMP bisa saja menjadi pelajaran terintegrasi. Nah, semua itu akan dilihat hasilnya dari proses uji petik tadi,” ujar Ketua Lembaga Kajian Kebijakan Pendidikan (LKKP) PGRI Garut, Solih, usai acara Silaturahmi PGRI dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, di Gedung PGRI, Jalan Pasundan, Kecamatan Garut Kota (30/04/2025).
Solih berharap program ini sudah mulai diajarkan sejak tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia menambahkan, program ini juga akan dituangkan dalam bentuk buku perpustakaan yang dijadwalkan akan diluncurkan pada 25 Juni mendatang.
“Kami akan menyelesaikan pembuatan bukunya sekitar satu bulan lagi, sesuai arahan Ibu Wakil. Buku ini nantinya akan menjadi referensi di perpustakaan tingkat sekolah dasar,” imbuhnya.
Ia juga menyampaikan bahwa jika program Nyaah Ka Indung dimasukkan ke dalam mata pelajaran formal, maka bisa saja dinamakan langsung seperti nama programnya, atau disesuaikan agar lebih mudah diingat.
“Kalau terintegrasi, mungkin dimasukkan ke mata pelajaran yang sudah ada, atau diberikan nama lain yang pas. Biasanya kan tiga suku kata seperti PMP agar mudah diingat. Untuk sumber daya manusia (SDM) tenaga pendidik juga akan disesuaikan dengan jenis mata pelajarannya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Garut, Encep Suherman, menjelaskan bahwa program ini sebenarnya merupakan bentuk pendidikan budi pekerti yang sarat nilai adab.
“Program ini gagasan dari Ibu Wakil Bupati. Intinya, bagaimana membangkitkan kembali sikap sosial dan etika siswa terhadap orang tua, adab, dan budi pekerti. Namanya dibuat spesifik: Nyaah Ka Indung. Kami menangkap ini sebagai ide yang sangat baik,” tutupnya. (Az)