BANDUNG | Priangan.com – Indonesia punya banyak kisah perjuangan yang menarik untuk disimak. Satu yang paling epik adalah Peristiwa Bandung Lautan Api. Persitiwa ini menggambarkan bagaimana rakyat Indonesia berjuang melawan para penjajah dengan cara yang unik. Alih-alih membiarkan kota Bandung jatuh ke tangan Sekutu dan NICA, rakyat lebih memilih membakarnya.
Ya. Semuanya berawal dari kedatangan Sekutu di Bandung pada Oktober 1945. Kala itu, ketegangan terus meningkat lantaran pasukan sekutu punya niat lain. Alih-alih datang hanya untuk membebaskan para tawanan Jepang, mereka malah ditunggangi NICA yang ingin kembali menguasai Indonesia.
Hal ini tentu saja memicu perlawanan sengit dari rakyat dan tentara Republik Indonesia yang berusaha mempertahankan kemerdekaan.
Serangan terhadap pos-pos Sekutu di Bandung mulai terjadi pada November 1945. Tentara Republik Indonesia menyerang berbagai lokasi strategis, termasuk Hotel Homan dan Hotel Preanger yang dijadikan markas oleh pasukan Sekutu. Namun, tekanan dari pihak lawan semakin besar. Ultimatum demi ultimatum diberikan, meminta rakyat dan pasukan Indonesia meninggalkan Bandung.
Pada 17 Maret 1946, Sekutu mengeluarkan ultimatum tegas agar seluruh pasukan militer Indonesia meninggalkan Bandung Selatan dalam radius 11 kilometer. Setelah berbagai pertimbangan, pemimpin Divisi III Tentara Republik Indonesia, A.H. Nasution, akhirnya membuat keputusan berani. Ia memerintahkan evakuasi warga dan pembumihangusan kota untuk mencegah Sekutu menggunakan Bandung sebagai basis pertahanan mereka.
Pada malam 24 Maret 1946, rencana besar itu dijalankan. Warga mulai mengosongkan kota, meninggalkan rumah mereka yang kemudian dibakar agar tidak jatuh ke tangan musuh. Sementara itu, pasukan TRI meledakkan berbagai bangunan penting dan gudang amunisi. Ledakan pertama terjadi lebih cepat dari rencana, yakni pada pukul 20.00 di Gedung Indische Restaurant, yang menjadi awal kobaran api besar di seluruh kota.
Dalam semalam, Bandung terbakar hebat. Dari kejauhan, nyala api terlihat membara, menciptakan pemandangan mengerikan yang menandai salah satu peristiwa heroik dalam sejarah Indonesia. Rakyat dan tentara yang telah berjuang meninggalkan kota dengan perasaan berat, namun mereka tetap berpegang tegus pada keyakinan kalau ini adalah cara terbaik untuk mempertahankan kemerdekaan.
Banyak tokoh yang berperan dalam peristiwa ini. Selain A.H. Nasution, ada Mohammad Toha yang meledakkan gudang amunisi Sekutu, serta wartawan Atje Bastaman yang mengabadikan kisah ini dalam karya tulisnya.
Peristiwa Bandung Lautan Api hingga kini dikenang sebagai bukti pengorbanan besar demi kemerdekaan. Kisah ini diabadikan dalam berbagai karya seni dan menjadi pengingat bagi generasi mendatang tentang arti perjuangan dan keberanian dalam mempertahankan tanah air. (ersuwa)