BERLIN | Priangan.com – Ini adalah Pesawat pembom tukik Ju 87 Stuka. Pesawat ini menjadi simbol keunggulan teknologi militer Jerman selama Perang Dunia II.
Dirancang oleh Hans Pohlmann, pesawat Ju 97 Stuka mengukir reputasi sebagai salah satu senjata paling ditakuti pada masanya. Suara sirene khasnya (Jericho Trumpet), ditambah lagi taktik serangan kilatnya (Blitzkrieg), membuat pesawat ini kerap menciptakan teror psikologis bagi musuh di darat bahkan sebelum bomnya menghantam.
Meski dikenal luas sebagai salah satu ikon Luftwaffe, perjalanan pengembangan Stuka ternyata tidak terlepas dari kontroversi. Pesawat ini tercatat pertama kali diuji coba pada 1935, di tengah pembatasan ketat yang diberlakukan oleh Perjanjian Versailles.
Dalam perjanjian itu, Jerman secara resmi dilarang memiliki atau membuat pesawat tempur dan tank. Namun, faktanya tidak begitu. Mereka melanggar perjanjian tanpa ketahuan dengan tetap memproduksi pesawat secara diam-diam di wilayah Swedia.
Pada September 1939, Ju Stuka 87 mempelopori serangan udara saat Jerman hendak menginvasi Polandia. Stuka juga berperan penting dalam penaklukan sejumlah negara lain, seperti Norwegia, Belanda, Belgia, hingga Prancis tepat pada tahun 1940 lalu.
Ketika beroperasi, pesawat Ju 87 Stuka akan menukik tajam dari ketinggian dengan sudut hampir vertikal, yakni sekitar 70 hingga 90 derajat, menuju targetnya. Dalam fase ini, sirene khas Jericho Trumpet akan berbunyi, menciptakan suara mencekam yang bertujuan untuk melemahkan mental musuh di darat.
Setelah menjatuhkan bom dengan presisi tinggi, pesawat ini akan naik ke atas dengan manuver yang cepat sebelum kembali ke ketinggian aman. Teknik serangan ini tak jarang menimbulkan kerusakan yang serius. Dalam beberapa kasus, serangan bom yang dijatuhkan oleh pesawat Ju 87 Stuka bahkan membuat peralatan tempur musuh lumpuh.
Seiring dengan meningkatnya kekuasaan Partai Nazi, produksi pesawat ini menjadi prioritas utama. Junkers, sebagai pabrikan utama, mendapat arahan langsung dari Kementerian Penerbangan Jerman untuk menjadikan Stuka sebagai tulang punggung Luftwaffe.
Dalam perjalanan inovasinya, Ju 87 Stuka sempat mengalami beberapa permasalahan, salah satunya adalah kecelakaan saat melakukan uji coba dengan menggunakan mesin baru yaitu Heinkel He 118. Setelah kecelakaan tersebut, Junkers akhirnya memutuskan untuk menggunakan mesin Juno 210 G.
Sampai saat ini, pesawat buatan Jerman itu masih tetap dikenang. Ia dikenal sebagai pesawat paling ikonik sepanjang masa. (ersuwa)