DELAWARE | Priangan.com – Presiden Amerika Serikat, Joe BIden, mengundurkan diri sebagai calon presiden, pada Minggu, 21 Juli 2024. Keputusan itu diambil di tengah adanya tekanan di Partai Demokrat. Dalam pernyataannya di media sosial, Biden menekankan bahwa ia akan tetap menjalankan tugasnya hingga masa jabatannya berakhir pada 20 Januari 2025, namun fokus utamanya kini adalah menyelesaikan tugas kepresidenan hingga akhir.
Keputusan Biden ini adalah langkah bersejarah, karena merupakan pertama kalinya seorang presiden petahana melepaskan pencalonan partainya untuk pemilihan kembali sejak Lyndon B. Johnson pada Maret 1968.
Dengan mundurnya Biden, Kamala Harris, 59 tahun, kini menjadi calon utama dari Partai Demokrat. Jika Harris berhasil terpilih, ia akan mencatat sejarah sebagai presiden wanita kulit hitam pertama dalam sejarah Amerika Serikat. Harris, yang merupakan mantan jaksa agung California dan senator AS, telah menyatakan kesiapan untuk meraih nominasi dan menyatukan partai untuk menghadapi Donald Trump.
Dukungan terhadap Harris telah berkembang pesat, dengan banyak tokoh penting dalam Partai Demokrat, termasuk Gubernur Gavin Newsom, menyatakan dukungan mereka. Newsom menyebut Harris sebagai pilihan terbaik untuk melawan visi gelap Trump dan memimpin negara ke arah yang lebih baik.
Namun, keputusan Biden dan pencalonan Harris tidak lepas dari kontroversi. Banyak anggota Kongres Demokrat, khawatir akan ketajaman mental Biden dan dampaknya terhadap peluang partai, mendesaknya untuk mundur. Di sisi lain, Trump, yang kini menghadapi dua tuntutan pidana, menyatakan bahwa Harris akan lebih mudah dikalahkan dibandingkan Biden.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa Harris tidak tampil lebih baik secara statistik dibandingkan Biden dalam menghadapi Trump. Ini menambah tantangan bagi Harris, yang harus mempersiapkan kampanye dengan waktu yang terbatas menjelang Konvensi Nasional Demokrat di Chicago pada bulan Agustus.
Langkah Biden yang mendukung Harris sebagai calon utama Partai Demokrat dapat merubah dinamika politik AS menjelang pemilihan presiden November 2024. Sementara Biden mundur, Trump, yang baru-baru ini mengalami percobaan pembunuhan dan menghadapi berbagai masalah hukum, tetap menjadi tokoh sentral dalam politik Republik.
Harris akan berhadapan dengan tantangan besar dalam merebut dukungan pemilih dan mengatasi berbagai isu yang dihadapi oleh Biden selama masa jabatannya. Keputusan ini tidak hanya mempengaruhi masa depan Partai Demokrat tetapi juga dapat menentukan arah politik AS untuk tahun-tahun mendatang.
Sebagai penutup, keputusan Biden untuk mundur dan potensi Harris menjadi presiden wanita kulit hitam pertama adalah momen bersejarah yang akan membentuk lanskap politik AS. Dengan masa depan partai yang kini berada di tangan Harris, perhatian kini tertuju pada bagaimana ia akan mempersiapkan diri untuk tantangan besar di depan. (mth)