TASIKMALAYA | Priangan.com – Guna mendukung pengembangan industri
halal di kota santri, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya menilai perlu adanya komitmen semua pihak untuk sama-sama merealisasikannya. Industri halal mulai sektor UMKM, pariwisata, fashion, gaya hidup yang sangat banyak, sehingga sangat cocok dikembangkan.
Apalagi di tahun 2026, sudah dicanangkan sebuah regulasi yang mengharuskan setiap produk memiliki sertifikasi halal. “Makanya kita coba lakukan literasi, edukasi dan sosialisasi agar besarnya potensi yang ada bisa jadi nilai tambah bagi masyarakat secara meluas,” kata Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Unsil Dr Asep Suryanto, M.Ag.
Hal itu mengemuka pada acara Talk show industri halal , potret industri halal di Kota Tasikmalaya: Tantangan, Potensi dan Pekuanf Peningkatan Ekonomi Masyarakat di ruang rapat Rektorat Universiras Siliwangi (Unsil) 24 Juli 2024.
Kadis UMKM Perindag Kota Tasikmalaya H.Apep Yosa didaulat menjadi Keynote speaker dalam acara itu. Adapun pemateri dalam acara itu yakni Asda II Pemkot Tasikmalaya H.Tedi Setiadi, Ketua MUI KH Aminudin Bustomi, Ketua Kadin Asep Saefulloh dan Dosen Manajemen Mutu Halal FAI, Luliatul Mutmainah SE, M.Si.
Asep menambahkan, selain potensi besar itu, Kota Tasikmalaya juga mendukung pengembangan tumbuhnya industri halal dengan adanya perda sekaligus Perwalkot tentang tata nilai. Kemudian banyaknya perguruan tinggi yang ada di Tasikmalaya diyakini bisa sama-sama mendorong dalam merealisasikan tumbuh dan berkembangnya industri halal di kota santri.
Bagaimanapun untuk memfasilitasi pendampingan, pemeriksaan dan lainnya terkait sertifikasi halal itu butuh SDM yang berasal dari beragam disipilin ilmu. “Jadi bila ada keinginan dan komitmen kuat dari semua stakeholder mulai pemerintah, swasta, 23 perguruan tinggi dan masyarakat, kita yakin indutri halal di kota santri bisa terealisasi,” ujar Agus didampingi Wakil Dekan I sekaligus Kepala Prodi Manajemen Mutu Halal FAI Dr.Yusep Rafiki S.Ag, MM.
Nah kehadiran Prodi manajemen Mutu Halal juga menjadi salah satu komitmen Unsil untuk mendorong pengembangan industri itu. “Ya untuk angkatan pertama setelah jadi pionir di Indonesia, prodi manajemen mutu halal itu Alhamdulillah sudah mencapai 49 mahasiswa,” kata Yusep.
Adapun keuntungan ketika industri halal tumbuh, tentu ada banyak manfaat. “Masyarakat tentu lebih yakin bahwa makanan atau produk jasa yang dipilihnya terjaga secara syariat Islam dan tentu saja aman dari sisi kesehatan,” ujar Asep.
Ketua panitia sekaligus Direktur utama Halal Space, M.Iqbal Awaludin menambahkan bahwa selepas talk show, pihaknya bersama Halal Space yang dipimpinnya berencana menginisiasi digelarnya halal festival atau ada semacam kawasan kuliner halal.
“Kami sudah koordinasi dengan Disporabudpar dan stakeholder lain untuk merealisasikan itu. Mudah mudahan ada dukungan dari semua pihak terkait niatan itu,” ujar Ikbal. (yga)