TASIKMALAYA | Priangan.com – Kawasan olahraga Dadaha kembali menjadi sorotan. Bukan karena prestasi olahraga, melainkan tumpukan sampah dan semrawutnya pedagang kaki lima (PKL) yang membuat ikon ruang publik Kota Tasikmalaya itu sering dikritik warga.
Anggota Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya, Ahmad Junaedi Sakan, angkat suara. Menurutnya, pemerintah daerah tidak boleh setengah hati dalam menata Dadaha. Masalah sampah dan PKL harus ditangani secara serius karena menyangkut kenyamanan ribuan masyarakat yang beraktivitas setiap harinya.
“Pengangkutan sampah di TPS Dadaha harus dilakukan konsisten dan berkesinambungan. Idealnya tiga kali sehari. Kalau pagi sudah diangkut, pengunjung yang datang tidak lagi disambut bau sampah,” ujar politisi PKB yang akrab disapa Bang Jun, kepada wartawan, Sabtu (13/9/2025).
Selain soal frekuensi pengangkutan, Bang Jun juga menyoroti minimnya sarana pendukung di TPS Dadaha. Menurutnya, perlu ada ketersediaan air bersih agar petugas bisa langsung mencuci area setelah sampah diangkut. Dengan begitu, bau menyengat tidak lagi mengganggu para pegiat olahraga maupun pengunjung kuliner.
Sementara itu, wacana memindahkan TPS dari kawasan Dadaha dinilai cukup sulit. Sebab, lokasi tersebut sudah terlanjur menjadi pusat kegiatan masyarakat. “Kalau dipindahkan agak susah. Jadi yang paling memungkinkan adalah mengoptimalkan fasilitas yang ada,” kata Bang Jun.
Tak hanya urusan sampah, ia juga menyinggung keberadaan PKL yang kerap memadati area Dadaha hingga menimbulkan kesemrawutan. Ia mendorong agar para pedagang benar-benar memanfaatkan shelter yang sudah disiapkan pemerintah.
Namun, ia mengingatkan kapasitas shelter juga harus diperhitungkan. “Kalau selter hanya muat 20 pedagang, ya jangan dipaksakan lebih. Kalau penuh, pengunjung jadi berdesakan, suasana tidak nyaman,” jelasnya.
Bang Jun menambahkan, penataan PKL sebaiknya dibarengi dengan penyediaan fasilitas pendukung, misalnya tempat duduk atau area santai. Dengan begitu, kawasan Dadaha bisa tetap hidup sebagai pusat kuliner sekaligus nyaman untuk warga yang datang berolahraga atau sekadar rekreasi.
“Dadaha bukan hanya pusat olahraga, tapi wajah kota. Kalau ditata dengan baik, semua pihak akan diuntungkan. PKL bisa berjualan tenang, masyarakat merasa nyaman, dan lingkungan tetap terjaga,” pungkasnya. (yna)