Daily News

Bulog Genjot Serapan Gabah Jelang Panen Raya di Priangan Timur

Stok beras di Gudang Bulog Tasikmalaya. | Yana Taryana

TASIKMALAYA | Priangan.com – Menjelang puncak panen raya yang mulai berlangsung di sejumlah daerah, Perum Bulog Cabang Ciamis terus memperkuat penyerapan gabah dari para petani. Hingga pertengahan April 2025, total gabah yang berhasil diserap dari wilayah Priangan Timur mencapai 20.842 ton.

Kepala Bulog Cabang Ciamis, Dadan Irawan, mengungkapkan bahwa proses serapan gabah dilakukan secara bertahap di enam daerah: Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Pangandaran, Garut, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pasokan beras nasional tetap stabil serta menjaga harga gabah di tingkat petani tetap kompetitif.

“Serapan gabah kering pungut (GKP) sudah mencapai 20.842 ton. Untuk stok beras yang sudah masuk ke gudang kini mencapai 13.200 ton. Meski kapasitas gudang mulai penuh, penyerapan tetap berjalan,” ujar Dadan saat ditemui, Senin (21/4/2025).

Harga gabah kering pungut yang dibeli Bulog saat ini berada di angka Rp 6.500 per kilogram, menyesuaikan dengan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET). Harga ini dinilai cukup menguntungkan bagi petani dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dadan menyebutkan bahwa Bulog juga menggandeng mitra penggilingan lokal untuk memastikan kualitas beras yang dihasilkan sesuai standar. Selain itu, kesiapan gudang penyimpanan di berbagai titik seperti Tasikmalaya, Garut, Ciamis, dan Banjar menjadi bagian penting dalam mendukung kelancaran distribusi.

“Kami tidak hanya menyerap gabah, tapi juga memantau kualitas hasil panen dan distribusinya. Kerja sama dengan mitra penggilingan akan terus ditingkatkan agar serapan bisa optimal hingga masa panen selesai,” tambahnya.

Sementara itu, Wilman (55), petani asal Pageurageung, Kabupaten Tasikmalaya, menyambut baik langkah Bulog yang membeli gabah langsung dari petani dengan harga lebih tinggi dari pasar.

Tonton Juga :  AS dan Rusia Bertemu di Arab Saudi, Bahas Penyelesaian Konflik dan Keamanan Laut Hitam

“Harga Rp 6.500 per kilo dari Bulog jauh lebih baik dari harga tengkulak yang hanya Rp 5.500. Ini baru terasa pemerintah hadir di saat panen,” kata Wilman. Ia berharap para petani lainnya juga menjual hasil panennya ke Bulog agar harga gabah tetap stabil dan petani tak lagi dirugikan.

Dengan masih banyak lahan persawahan yang belum dipanen, Bulog menargetkan penyerapan akan terus meningkat dalam beberapa pekan ke depan. Upaya ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk memperkuat cadangan pangan dan menjaga ketahanan pangan nasional di tengah potensi gejolak harga. (yna)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: