JAKARTA | Priangan.com– Partai politik mana saja yang bakal unggul dalam pemilu 2024 sudah tergambar jauh waktu sebelum hari pencoblosan. Secara berkala, sejumlah lembaga telah merilis hasil survei terkait elektabilitas partai-partai politik peserta pemilu.
Dan, hasilnya tidak berjarak jauh dengan perolehan suara di TPS seusai pemilu digelar. Proses hitung cepat yang dilakukan lembaga-lembaga survei telah menyajikan data partai politik mana saja yang meraup suara banyak.
Perolehan suara berdasarkan real count KPU pun sama. Dari 18 peserta pemilu tingkat nasional, ada sembilan partai politik yang berpeluang besar kembali masuk senayan, yakni PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra, PKB, Nasdem, PKS, Demokrat, PAN, dan PPP.
Selebihnya, termasuk PSI yang membuat kejutan dengan raihan suara terbarunya, partai-partai politik lain harus rela berada di kubu “nasakom” alias nasib satu koma, bahkan banyak yang cuma dapat nol koma.
Bila dipreteli satu per satu, perolehan suara mereka di tiap provinsi terbilang memprihatinkan. Begitupun dengan PSI yang kini dinakhodai anak Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Di beberapa provinsi, ternyata PSI harus puas dengan nasib satu koma alias “nasakom”. Kaesang terkesan sekadar dijadikan pajangan untuk menggaet suara, tapi tetap saja tidak kurang laku.
Selain PSI, partai politik yang perolehan suaranya sangat minim di 38 provinsi adalah Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara, Partai Hanura, Partai Garda Republik Indonesia, Partai Bulan Bintang, Partai Perindo, dan Partai Ummat.
Perolehan suara sembilan partai politik itu di bawah dua persen, malah banyak yang harus puas di angka nol koma. Namun, di beberapa provinsi, PSI mendapatkan suara yang terbilang banyak, antara tiga sampai sembilan persen.
Di Jakarta dan Papua Selatan, misalnya, PSI mendapatkan suara di atas sembilan persen. Sementara di provinsi lain, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur berada di angka tiga persen. Tapi di Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Sumatra Barat, perolehan suara PSI cuma nol koma persen.
Dan ternyata ada fakta lain terkait partai-partai politik berbasis massa Islam, seperti PKB, PKS, PAN dan PPP. Di beberapa provinsi, seperti Bali, Gorontalo, dan Sulawesi Utara, perolehan suara mereka pun masuk kubu “nasakom”.
Di Bali, misalnya, PKB hanya memperoleh 1,18 persen suara, dan PKS cuma 0,51 persen. Padahal, secara perolehan suara tingkat nasional, PKB berada di posisi kelima dan PKS masih kokoh di peringkat keenam. Sementara PAN dapat 0,18 persen, dan PPP 0,36 persen.
Begitupun di Gorontalo. Di provinsi yang dijuluki bumi serambi Madinah itu, ada tiga partai politik yang berpeluang besar masuk Senayan, tapi perolehan suaranya kecil. Mereka adalah PKB sebanyak 1,95 persen, PAN 1,96 persen, dan Demokrat 1,9 persen.
Sementara di Sulawesi Utara, PKB hanya mengumpulkan 1,16 persen suara, PKS 1,76 persen, dan PPP 0,6 persen. Namun, bersadarkan data real count KPU pada Senin, 4 Maret 2024, ada sembilan partai politik yang bakal masuk gelanggang Senayan.
Partai-partai politik itu adalah PDI Perjuangan yang mendapatkan suara sebanyak 16,39 persen, Golkar 15,05 persen, Gerindra 13,3 persen, PKB 11,54 persen, Nasdem 9,42 persen, PKS 7,5 persen, Demokrat 7,41 persen, PAN 6,95 persen, dan PPP 4,01 persen. (AI)