Newsroom

Biden Ogah Hadir di KTT Perdamaian Ukraina, Zelensky Singgung Komitmen Amerika

INTERNASIONAL | Priangan.com – Keputusan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, untuk tidak menghadiri KTT Perdamaian di Ukraina yang akan diadakan di Swiss telah menimbulkan banyak perhatian dan spekulasi. Alih-alih menghadiri pertemuan tersebut, Biden bakal mengirimkan Wakil Presiden, Kamala Harris, dan Penasihat Keamanan Nasional, Jake Sullivan.

Dikabarkan, Biden memiliki jadwal yang padat, termasuk menghadiri peringatan 80 tahun pendaratan Normandia di Prancis dan sebagian dari KTT G7 di Italia Selatan. Selain itu, Biden juga dijadwalkan untuk mengikuti penggalangan dana pra-pemilu di Hollywood. Acara tersebut akan menampilkan sejumlah selebriti terkenal, termasuk George Clooney, Julia Roberts, dan mantan Presiden Barack Obama.

Ketidakhadiran Biden di KTT Swiss ini mendapat tanggapan dari Presiden Ukraina, Vladimir Zelensky. Ia berpendapat, kehadiran Biden sangat penting untuk memberikan legitimasi pada KTT tersebut dan menunjukkan dukungan penuh Amerika Serikat terhadap Ukraina dalam konflik mereka dengan Rusia.

Zelensky menilai, ketidakhadiran Biden bisa dianggap sebagai dukungan tidak langsung terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Kendati begitu, Wakil Presiden Kamala Harris, yang akan mewakili Biden di KTT tersebut, bakal menegaskan komitmen Pemerintahan Biden-Harris dalam mendukung upaya Ukraina untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi.

Kehadiran Harris dan Sullivan diharapkan dapat menenangkan kekhawatiran para pemimpin dunia lainnya dan menunjukkan bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen terhadap isu-isu global.

Secara politik, keputusan itu mencerminkan dinamika dalam pemerintahan Biden-Harris. Harris, yang pencalonannya sebagai Presiden pada tahun 2020 tidak berhasil, menjadi pasangan Biden sebagai hasil dari kesepakatan dengan Kaukus Hitam di Kongres.

Meskipun Gedung Putih telah berusaha untuk memberikan Harris peran penting dalam berbagai isu, dia sering kali dianggap kurang memiliki pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan Biden.

Tonton Juga :  Untung Rupiah Melemah Bagi Para Petani Kopi Garut

Secara keseluruhan, keputusan Biden ini menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan antara agenda domestik dan prioritas internasional, serta pentingnya simbolisme dalam diplomasi internasional. Naskah: My | Editor: Adtm

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: