JAWA TIMUR | Priangan.com – Indonesia dikenal dengan keberagaman suku dan budaya. Tak ayal kalau negara yang satu ini punya banyak budaya dan tradisi yang unik. Salah satunya adalah Yadnya Kasada.
Tradisi tahunan yang sarat nilai spiritual dan budaya ini berasal dari masyarakat Tengger di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur. Upacara tersebut tak hanya sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, tetapi juga simbol penghormatan terhadap para leluhur dan alam yang jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan.
Sejarah upacara ini berakar pada legenda Rara Anteng dan Jaka Seger, pasangan yang dianggap sebagai nenek moyang suku Tengger. Dalam kisahnya, pasangan ini memohon kepada dewa-dewa untuk dikaruniai keturunan,
Permohonan mereka dikabulkan dengan syarat salah satu anak mereka harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo. Ketika tiba saatnya untuk memenuhi janji tersebut, mereka menolak melakukannya. Hal ini tentu saja membuat para dewa marah.
Anak bungsu mereka, Raden Kusuma, akhirnya mengorbankan dirinya untuk menenangkan para dewa. Sebelum menyerahkan diri, ia meninggalkan pesan agar masyarakat Tengger mengadakan persembahan ke kawah Bromo setiap tahun sebagai bentuk penghormatan.
Tradisi Yadnya Kasada dilakukan pada bulan ke-12 dalam kalender Tengger. Prosesi ini dimulai dengan pengambilan air suci dari Gunung Widodaren sebagai simbol penyucian. Selanjutnya, masyarakat Tengger akan berkumpul di Poten, sebuah pura di kaki Gunung Bromo, untuk melaksanakan doa dan pemujaan.
Dalam upacara ini, sesaji berupa hasil bumi, ternak, dan berbagai makanan bakal dilemparkan ke kawah sebagai simbol pengorbanan dan rasa terima kasih kepada alam yang telah memberikan kehidupan.
Bagian paling sakral dalam Yadnya Kasada adalah lelabuhan sesaji, di mana masyarakat melemparkan persembahan ke dalam kawah Bromo. Meski sesaji tersebut secara tradisional adalah bentuk pengorbanan, banyak wisatawan yang turut menyaksikan momen ini sebagai bagian dari daya tarik budaya. Setelah ritual di kawah selesai, masyarakat Tengger akan mengakhiri upacara tersebut dengan slametan atau acara makan bersama.
Makna Yadnya Kasada terletak pada hubungan harmonis antara manusia dengan alam. Gunung Bromo dianggap sebagai tempat suci yang memberikan kehidupan. lewat upacara ini, masyarakat Tengger menunjukkan penghormatan dan tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan. Tradisi ini juga memperkuat nilai-nilai spiritual yang diwariskan dari generasi ke generasi. (ersuwa)