Wabah Chikungunya Menyebar di 10 Kelurahan Kota Tasikmalaya, Warga Lumpuh Sementara

TASIKMALAYA | Priangan.com – Dalam kurun lima bulan terakhir, puluhan warga Kota Tasikmalaya mendadak lumpuh sementara akibat serangan mendadak penyakit chikungunya.

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat, sebanyak 80 orang dari 10 kelurahan terserang virus yang dibawa oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut. Sebagian besar pasien sempat mengalami demam tinggi, tubuh kaku, dan tak sanggup bangun dari tempat tidur.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr. Uus Supangat, mengungkapkan bahwa temuan kasus ini berlangsung sejak Januari hingga akhir Mei 2025. Dari total laporan, sebanyak 59 orang menunjukkan gejala klinis khas chikungunya dan 20 orang lainnya dinyatakan positif berdasarkan hasil rapid diagnostic test (RDT).

“Gejalanya tidak ringan. Beberapa warga mengeluhkan tubuh terasa kaku seperti lumpuh, sendi nyeri luar biasa, sulit berdiri, bahkan tak sedikit yang mengalami ruam, mual hingga diare,” ujar Uus, Minggu (29/6/2025).

Wabah ini tersebar di Kelurahan Tugujaya, Kotabaru, Ciakar, Margabakti, Sukarindik, Sukamanah, Nagarasari, Kahuripan, Mulyasari, dan Cilembang. Uus menilai, kondisi lingkungan yang tak terawat dan kurangnya kesadaran warga terhadap pemberantasan sarang nyamuk menjadi pemicu utama penyebaran virus.

Merespons situasi itu, petugas puskesmas langsung diterjunkan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi. Hasilnya, titik penyebaran paling signifikan terdeteksi di Kelurahan Mulyasari, yang langsung ditindaklanjuti dengan fogging.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Pencegahan tidak cukup hanya fogging. Kita butuh gerakan masif dari masyarakat. Saatnya mengaktifkan kembali peran juru pemantau jentik (jumantik) di setiap rumah,” tegasnya.

Sebagai langkah strategis, Dinas Kesehatan meluncurkan kampanye Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). Selain itu, RT dan RW juga didorong untuk menggerakkan warganya melakukan pembersihan massal di masjid, sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya.

Lihat Juga :  Menuju Kota Ramah ODGJ: Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Perangi Praktik Pemasungan

“Kami imbau warga untuk kembali pada prinsip 3M: menguras, menutup, dan mengubur. Chikungunya bisa menyerang siapa saja, tua maupun muda. Jangan tunggu sakit baru bergerak. Kebersihan lingkungan adalah kunci,” kata Uus.

Lihat Juga :  Sky Project Siap Rilis Mini Album

Ia pun mengingatkan agar masyarakat tidak menyepelekan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama di tengah cuaca yang tak menentu dan kelembapan tinggi, yang menjadi ladang subur bagi nyamuk berkembang biak.

Wabah chikungunya ini menjadi pengingat bahwa ancaman kesehatan bisa datang diam-diam, bahkan dari genangan air di halaman rumah sendiri. Pemerintah sudah bergerak, kini giliran warga menjaga lingkungannya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos