Viral Tak Menjamin Solusi, KPAID Jabar Pilih Jalan Sunyi untuk Anak

TASIKMALAYA | Priangan.com – Di tengah derasnya arus komentar publik dan opini netizen yang kerap mendominasi ruang digital, Ketua Forum Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Jawa Barat, Ato Rinanto, menegaskan bahwa pihaknya memilih untuk tetap fokus pada kerja nyata ketimbang larut dalam dinamika media sosial.

Menurut Ato, kritik dan komentar dari netizen merupakan bagian tak terelakkan dari era digital, namun bukan sesuatu yang harus dijadikan landasan dalam mengambil keputusan atau menyusun program perlindungan anak.

“Kami terbiasa meletakkan kebahagiaan dan sistem kerja bukan pada mulut atau perilaku orang lain, apalagi pendapat netizen. Biarkan mereka berbicara, yang penting bagi kami adalah bagaimana kami bisa hadir dalam setiap persoalan anak yang membutuhkan,” ujarnya dalam keterangan di Podcat Priangan.com, Selasa (13/5/2025).

Sebagai Ketua KPAID Jawa Barat sekaligus Ketua KPID Kabupaten Tasikmaya, Ato mengaku tidak tertarik mengikuti tren yang viral semata. Ia menilai bahwa viralitas di media sosial bersifat sementara, sementara persoalan anak berlangsung sepanjang masa dan membutuhkan penanganan yang konsisten.

“Hari ini sulit membedakan mana pendapat objektif dan subjektif di media sosial. Bagi saya, tidak penting untuk ikut dalam arus itu. Jangankan berargumen, diam pun akan tetap dikomentari. Maka saya lebih memilih diam, tapi hadir di tengah anak-anak yang membutuhkan,” ungkapnya.

Ia mengaku tidak pernah secara sengaja membaca hujatan atau komentar negatif terkait KPAID di media sosial. Baginya, waktu dan energi lebih baik digunakan untuk bertindak nyata membantu anak-anak yang sedang berada dalam situasi darurat atau butuh pendampingan.

“Kalau saya disuruh memilih, saya lebih memilih tidak ikut yang viral-viral. Saya lebih cinta pada kerja nyata, satu anak terbantu hari ini sudah cukup menjadi alasan untuk terus bergerak,” tambah Ato.

Lihat Juga :  Hj. Nurhayati Ajak Pelajar di SMAN 3 Kota Tasikmalaya Memahami 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara

Ia juga mengingatkan bahwa meskipun netizen bebas bersuara, para pegiat perlindungan anak memiliki keterbatasan dalam bertindak, terutama karena mereka harus tunduk pada aturan dan etika kerja. Oleh karena itu, tidak semua suara di luar harus direspons, karena fokus utama tetap pada perlindungan hak dan masa depan anak.

Lihat Juga :  Hj. Nurhayati Ajak Pelajar di SMAN 3 Kota Tasikmalaya Memahami 4 Pilar Berbangsa dan Bernegara

“Langkah paling tepat hari ini adalah tetap bekerja, hadir, dan menjadi bagian dari solusi. Itu jauh lebih penting daripada ikut terbawa perdebatan yang tidak produktif,” tutupnya. (yna)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos