WASHINGTON | Priangan.com – Di tengah-tengah gencatan senjata yang berlansung selama 72 jam pada konflik Ukraina-Rusia yang diumumkan Presiden Rusia Vladimir Putin, pada 8 Mei 2025 Presiden AS Donald Trump mendesak Ukraina untuk melakukan gencatan senjata dalam jangka panjang.
Pada akhir bulan April, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungumkan secara sepihak untuk melakukan gencatan senjata selama 72 jam yang dimulai 8 Mei 2025 dalam merayakan kemenangan selama 80 tahun Uni Soviet atas Nazi Jerman.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky menolak untuk melakukan gencatan senjata selama 72 jam yang diumumkan Putin. Zelensky menganggap bahwa gencatan senjata tersebut merupakan “manipulasi” dan menekankan untuk gencatan senjata yang lebih lama selama 30 hari.
Sementara itu, pasukan Rusia sejak Kamis dini hari telah menghentikan serangan terhadap Ukraina dan tetap memposisikan diri sessuali dengan posisi terakhir, dan hanya akan melakukan serangan jika terdapat serangan balasan yang merupakan pelanggaran Ukraina.
Melalui panggilan telepon pada hari Kamis, Presiden AS Donald Trump mendesak Ukraina untuk mematuhi gencatan selama 72 jam, namun Zelensky bersikeras untuk melakukan gencatan senjata harus berlangsung lebih lama setidaknya 30 hari.
Tidak hanya itu, Trump juga mendesak Zelensky jika gencatan senjata tercapai tetapi “tidak dihormati, AS dan mitranya akan menjatuhkan sanksi lebih lanjut.” tulis Trump pada sosial media Truth. Selain itu, Trump menekankan gencatan senjata yang lebih lama dan mengikat melalui “Perjanjian perdamaian” antara Rusia dan Ukraina. (zia)