RIYADH | Priangan.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengeluarkan pernyataan keras terhadap Iran dalam perundingan terkait program nuklir yang tengah berlangsung di Oman. Trump memperingatkan bahwa jika tidak tercapai kesepakatan, Washington siap memberlakukan tekanan ekonomi maksimum, termasuk menurunkan ekspor minyak Iran hingga nol.
Pernyataan ini disampaikan Trump dalam pidatonya di Forum Investasi Saudi-AS di Riyadh, Selasa (13/5/2025). Ia menyebut, Iran harus menerima tawaran damai dari AS atau menghadapi konsekuensi ekonomi yang lebih berat.
“Jika kepemimpinan Iran menolak cabang zaitun ini, kami tidak punya pilihan lain selain memberikan tekanan maksimal dan menurunkan ekspor minyak mereka ke titik nol,” tegas Trump.
Trump kembali menuding Iran meningkatkan pengayaan uranium secara signifikan yang menurutnya dapat mengarah pada pengembangan senjata nuklir. Tuduhan tersebut mengulang pernyataan serupa yang ia lontarkan sejak periode pertamanya menjabat presiden, ketika AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) pada 2018.
Trump juga mengeklaim bahwa sanksi ekonomi yang diberlakukan sebelumnya telah melumpuhkan perekonomian Iran.
“Mereka hampir bangkrut karena kebijakan saya dulu,” ucapnya dalam forum tersebut.
Di sisi lain, Iran membantah seluruh tuduhan tersebut. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dalam pernyataan terbarunya mengatakan bahwa pembicaraan di Oman menunjukkan perkembangan positif dan membuka jalan menuju pemahaman yang lebih baik antara kedua negara.
“Kami melihat kemajuan dalam diskusi. Masih ada perbedaan, tapi kami lebih memahami posisi satu sama lain,” ujar Araghchi.
Iran tetap bersikukuh bahwa program nuklir yang mereka jalankan sepenuhnya untuk tujuan damai. Pemerintah Iran menegaskan tidak ada ambisi militer di balik pengayaan uranium yang mereka lakukan, dan menyatakan tuduhan AS tidak berdasar.
Sementara itu, komunitas internasional terus memantau perkembangan negosiasi dengan harapan tercapainya kesepakatan baru yang dapat meredakan ketegangan kawasan dan mencegah eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah. (Zia)