BOGOTÁ | Priangan.com – Ini adalah sosok Pablo Escobar. Ia merupakan pengedar narkoba Kolombia yang amat terkenal. Escobar punya jaringan yang sangat besar. Lewat Kartel Medelin, Escobar jadi sosok yang mengendalikan 80% kokain di Amerika Serikat. Berkat saking besarnya bisnis haram yang dimilikinya juga, Escobar sampai-sampai dijuluki sebagai si Raja Kokain.
Semasa hidup, Escobar tentu bergelimang harta. Bahkan, hartanya tak habis tujuh turunan. Diceritakan, kendati sudah dihabiskan lewat berbagai cara, seperti membangun perkebunan mewah, penjara pribadi, serta mendanai berbagai proyek untuk membantu orang miskin, kekayaan Escobar tak pernah habis. Sebaga cara untuk mengurangi jumlah kekayaannya, konon Escobar pernah mengubur dan membakar hartanya sendiri.
Selain kaya raya, Escobar juga dikenal sebagai sosok yang sangat kejam. Ia tak jarang menyelesaikan beragam persoalan dengan cara-cara brutal, terutama kepada para pesaingnya. Ada dua kalimat yang sampai saat ini masih dikenang, “Plata o Plomo” yang berarti sogokan atau timah. Jika memilih timah, Escobar akan menembaki para korbannya dengan brutal.
Bukan Cuma Kartel Cali, pesaing berat Kartel Medelin, Escobar juga punya banyak musuh lain, seperti polisi, pejabat pemerintah, maupun warga sipil.
Nah, di balik cerita-cerita mengerikan soal riwayat hidup Escobar, ada fakta unik yang hingga kini masih belum tersingkap. Itu adalah tentang penyebab kematian Escoba pada 2 Desember 1993 yang menandai berakhirnya Kartel Medelin.
Ada banyak versi tentang kematian Escobar, namun, yang paling masuk akal ada tiga teori yang kemungkinan besar menjadi penyebab utama tewasnya si Raja Kokain ini.
- Dibunuh oleh Bloque de Búsqueda
Teori pertama menyatakan bahwa Escobar tewas akibat operasi yang dilakukan oleh Bloque de Búsqueda atau Search Bloc, unit khusus yang dibentuk oleh pemerintah Kolombia dengan bantuan Amerika Serikat. Unit ini didirikan untuk melawan Escobar yang terkenal karena aksi terornya terhadap pemerintah dan masyarakat Kolombia.
Pada hari terakhir hidupnya, Escobar dilacak hingga ke sebuah rumah di kawasan Los Olivos, Medellín. Ketika mencoba melarikan diri melalui atap, ia tertembak oleh pasukan Search Bloc. Sebuah peluru yang bersarang di telinga kanannya diyakini menjadi penyebab kematian langsungnya. Peristiwa ini dirayakan sebagai kemenangan besar oleh pemerintah Kolombia dalam perang melawan narkoba.
Namun, ada spekulasi bahwa penegak hukum tidak sepenuhnya bertindak sendiri. Beberapa pihak menilai keterlibatan pihak lain turut menentukan nasib Escobar.
- Dihabisi oleh Los Pepes
Teori kedua melibatkan kelompok Los Pepes, yang merupakan singkatan dari “Perseguidos por Pablo Escobar” atau “Orang-orang yang Dipersekusi oleh Pablo Escobar.” Kelompok ini terdiri dari lawan-lawan Escobar, termasuk mantan rekan bisnis, paramiliter, dan pihak yang dirugikan oleh aksi brutalnya.
Los Pepes diyakini memiliki koneksi dengan Search Bloc, bahkan mungkin berperan dalam melacak Escobar. Seorang anggota Los Pepes bernama Don Berna pernah mengklaim bahwa saudaranya, Rodolfo, adalah orang yang menembak Escobar menggunakan senjata M-16. Namun, klaim ini sulit diverifikasi karena adanya ketidakjelasan mengenai peran masing-masing pihak dalam operasi tersebut.
Keterlibatan Los Pepes juga didukung oleh bukti bahwa kelompok ini kerap melakukan operasi bersama aparat keamanan. Meskipun begitu, para pemimpin kelompok ini, termasuk Fidel Castaño, membantah keterlibatan langsung mereka dalam insiden yang menewaskan Escobar.
- Bunuh Diri
Teori terakhir, yang didukung oleh keluarga Escobar, menyebut bahwa ia memilih bunuh diri daripada ditangkap hidup-hidup. Putranya, Sebastián Marroquín, dalam bukunya “Pablo Escobar: My Father,” menyatakan bahwa ayahnya sudah lama bertekad untuk mengakhiri hidupnya sendiri jika terpojok. Escobar bahkan pernah memberitahu keluarganya bahwa ia akan menembak dirinya di telinga kanan.
Sebagai bukti, keluarga Escobar menunjukkan foto-foto di mana pistol pribadi Escobar ditemukan di dekat jasadnya. Pada 2006, setelah penggalian ulang jenazah, pihak keluarga semakin yakin bahwa luka fatal di kepalanya adalah akibat tembakan yang dilakukan sendiri. Meski demikian, analisis forensik menunjukkan bahwa tidak ada tanda bubuk mesiu di sekitar luka tersebut, yang biasanya terjadi pada kasus bunuh diri.
Hingga kini, kebenaran di balik kematian Pablo Escobar masih jadi misteri. Apakah ia ditembak oleh Search Bloc, dibunuh oleh Los Pepes, atau memilih bunuh diri, semuanya masih menjadi perdebatan. Namun, satu hal yang pasti, akhir hidup Escobar menandai runtuhnya salah satu kekaisaran narkoba terbesar dalam sejarah. (ersuwa)