GARUT | Priangan.com — Larangan menggelar acara perpisahan sekolah yang bersifat memberatkan orang tua, seperti yang tertuang dalam surat edaran Gubernur Jawa Barat, direspons kreatif oleh TK dan SD Pelangi, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.

Alih-alih mengadakan seremoni mewah, sekolah yang berada di Jalan Patriot ini memilih cara sederhana namun penuh makna: memberikan pohon kepada setiap siswa sebagai simbol cinta lingkungan dan bentuk tanggung jawab terhadap alam.

“Ini luar biasa dan sangat inspiratif. Anak-anak diberi pohon untuk dirawat di rumah. Ini bukan hanya mengajarkan kepedulian terhadap lingkungan, tapi juga membentuk karakter anak agar merasa memiliki dan menjaga sesuatu dengan kasih sayang,” ungkap Awat Setiawati, S.Pd., M.Si, Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, usai menghadiri kegiatan “Samenan” di sekolah tersebut, Rabu (18/6/2025).

Awat menyebut konsep ini patut dicontoh oleh sekolah lain, terutama karena kegiatan ini lahir dari kolaborasi erat antara orang tua dan pihak sekolah. Menurutnya, tak ada tekanan biaya apa pun kepada wali murid—justru dukungan datang sepenuhnya dari mereka.

“Ini bukan sekadar seremoni akhir tahun, tapi kegiatan edukatif yang membangun kesadaran sejak dini. Hebatnya lagi, semua berjalan tanpa membebani orang tua,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala SD Pelangi, Nisrina Aulia Nurdini, S.Pd, mengatakan bahwa pihaknya menyesuaikan sepenuhnya dengan aturan yang berlaku. Tak ada lagi perpisahan seperti tahun-tahun sebelumnya, diganti dengan kegiatan seni sederhana namun tetap berkesan.

“Kita tidak menyebutnya perpisahan atau wisuda. Hanya pentas seni agar anak-anak tetap bisa mengekspresikan diri. Ada drama, nyanyian, hingga pertunjukan seni tradisional. Semuanya dikemas ringan dan menyenangkan,” ujarnya.

Dari pantauan di lokasi, suasana tampak meriah namun hangat. Anak-anak tampil dengan penuh semangat, sementara para orang tua ikut larut dalam antusiasme menyaksikan pertunjukan bertajuk “Year End Performance” itu. (Az)