ATHENA | Priangan.com – Pada abad keenam SM, dalam ketegangan antara kekuatan aristokrasi yang kuat dan rakyat jelata yang tertindas, lahirlah seorang tokoh yang mengubah jalannya sejarah Athena—Solon. Sebagai pembuat undang-undang yang bijaksana, Solon tidak hanya mengatasi kesenjangan sosial yang meruncing, tetapi juga meletakkan dasar bagi sistem demokrasi yang kita kenal sekarang.
Dengan visi cemerlangnya, Solon membawa Athena dari lembah ketidakadilan menuju jalan yang lebih adil, berlandaskan hukum yang berimbang bagi semua kalangan.
Solon lahir sekitar tahun 630 SM, di tengah keluarga terkemuka yang kaya raya. Meski demikian, Solon tidak terbuai oleh kekayaan atau status sosial. Ia dikenal sebagai pria yang sederhana dan sangat mencintai seni, khususnya puisi. Puisi-puisi Solon mencerminkan pemikiran mendalam tentang kehidupan, keadilan, dan masyarakat, serta menjadi karya sastra penting di Athena.
Berbeda dengan penyair sebelumnya yang sering kali mengaitkan segala peristiwa dengan hukuman dari para dewa, Solon melihat ketidakadilan sebagai akibat dari perilaku buruk manusia. Melalui puisi-puisinya, ia menyerukan pentingnya ketertiban, keadilan sosial, dan penerapan hukum yang adil dalam kehidupan bersama.
Solon juga menonjol sebagai pemimpin militer, terutama dalam Perang Salamis, ketika ia memimpin pasukan Athena dalam pertempuran sengit melawan bangsa Megaria. Berkat kebijaksanaannya, Athena berhasil merebut pulau Salamis. Keberhasilan ini semakin mengangkat namanya sebagai pemimpin yang penuh wawasan dan keberanian.
Pada sekitar tahun 594 SM, Solon diangkat menjadi archon, posisi administratif tertinggi di Athena. Ketika itu, Athena sedang berada dalam keadaan genting, dengan ketegangan sosial yang semakin memuncak antara kelas penguasa yang kaya dan rakyat miskin yang tertindas.
Kaum petani yang miskin sering kali terperangkap dalam utang yang berat, di mana tanah mereka sering disita oleh kreditor. Kondisi ini menciptakan ketidakpuasan yang melahirkan pemberontakan.
Sebelumnya, Athena telah mencoba meredakan ketegangan ini melalui Kode Hukum Dracon yang terkenal kejam, di mana hampir semua pelanggaran dihukum dengan hukuman mati.
Namun, hukum yang keras ini tidak dapat menyelesaikan masalah dasar. Ketika Solon berkuasa, ia mengambil keputusan penting: mencabut Kode Dracon dan menggantinya dengan sistem hukum baru yang lebih bijaksana dan adil.
Solon melakukan pembaruan besar, dimulai dengan menghapus utang yang menjerat para petani miskin. Solon mengembalikan tanah yang dirampas dari mereka dan melarang penggunaan tubuh sebagai jaminan pinjaman. Ia juga memberikan amnesti kepada mereka yang melarikan diri karena utang mereka. Kebijakannya menekankan pada penciptaan keadilan sosial yang lebih merata, di mana baik kalangan bangsawan maupun rakyat jelata dapat menikmati hak yang sama di bawah hukum.
Solon memahami bahwa perubahan besar harus dijalankan dengan hati-hati. Sebelum mengeluarkan undang-undangnya, ia melakukan perjalanan ke Delphi untuk berkonsultasi dengan peramal Pythia. Peramal itu memberikan nasihat bijak: “Duduklah sekarang di tengah kapal, karena Anda adalah pengendali Athena. Pegang erat-erat kemudi di tangan Anda.”
Dengan petuah ini, Solon mengambil jalan tengah dalam kebijakannya—adil untuk semua pihak, baik kaum elit maupun rakyat biasa.
Undang-undang Solon bukan hanya sekadar pembaruan hukum, tetapi juga menjadi fondasi bagi sistem demokrasi di Athena. Ia memperkenalkan prinsip-prinsip yang menuntut partisipasi warga negara dalam pengambilan keputusan politik. Solon membuka jalan bagi perwakilan yang lebih luas dalam pemerintahan dan memperkenalkan sistem pemilihan pejabat yang lebih adil.
Meski Solon tidak sempat menyaksikan sepenuhnya terwujudnya demokrasi yang ideal di Athena, kebijakan-kebijakan yang ia buat menjadi batu pijakan bagi perkembangan selanjutnya. Melalui kebijakan yang bijaksana dan reformasi yang seimbang, Solon memastikan bahwa warisannya akan terus dikenang dalam sejarah sebagai bapak pendiri demokrasi Yunani Kuno.
Di balik kisah hidupnya yang penuh tantangan dan reformasi, Solon meninggalkan pelajaran berharga tentang pentingnya keadilan, kesetaraan, dan pemerintahan yang mengutamakan kepentingan bersama. Dalam dunia modern, Solon tetap menjadi simbol dari kebijakan yang mengutamakan kesejahteraan rakyat dan pentingnya hukum sebagai alat untuk menciptakan perdamaian sosial.
Dalam setiap langkahnya, Solon mengajarkan kita bahwa perubahan besar membutuhkan keberanian, kebijaksanaan, dan kesediaan untuk mencari jalan tengah demi kepentingan bersama. Sebagai peletak dasar demokrasi, Solon tidak hanya membentuk Athena, tetapi juga memberikan warisan yang menginspirasi sistem pemerintahan yang adil di dunia ini.(mth)