JAKARTA | Priangan.com – Pelantikan 59 pejabat eselon II di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta oleh Gubernur Pramono Anung pada 7 Mei 2025 kini diwarnai tudingan serius. Di balik seremoni resmi di Balai Agung itu, mencuat dugaan praktik kolusi yang melibatkan salah satu pimpinan DPRD DKI dari Fraksi PDI Perjuangan berinisial IM dan Sekda DKI berinisial MM.
Sumber internal Pemprov DKI yang merupakan aparatur sipil negara (ASN) di Kedeputian Gubernur Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi, berinisial SW, mengklaim ada sekitar 20 pejabat yang dilantik merupakan orang dekat IM. “Mereka ini diduga diloloskan melalui lobi politik tanpa sepengetahuan Gubernur. Sayang sekali, Pak Pramono sepertinya tidak menyadari permainan ini,” ujar SW kepada wartawan, Senin (11/8/2025).
SW mengaku mendapatkan informasi tersebut dari empat anggota DPRD DKI yang juga kader PDI Perjuangan, masing-masing berinisial IDM, PN, PS, dan MS. Menurutnya, IM tidak bergerak sendirian. Ada campur tangan seorang perempuan berinisial DDY yang disebut sebagai kekasihnya, serta tangan kanan DDY berinisial HMT yang berperan sebagai operator lapangan.
“IM itu ditugaskan oleh DDY untuk bekerja sama dengan Sekda MM agar bisa menempatkan orang-orang tertentu di jabatan strategis. Tujuannya jelas, supaya mudah mengatur proyek yang kemudian dikelola oleh HMT,” ungkap SW.
SW juga menuturkan bahwa IM kerap memanggil kepala dinas, direktur utama BUMD DKI, hingga kontraktor ke ruang kerjanya. Pertemuan-pertemuan tersebut disebut sebagai forum pengaturan proyek. HMT, yang menjadi operator, sering terlihat ditemani staf Gubernur berinisial UDN dan WSN, bahkan beberapa kali terlihat memasuki ruang kerja Sekda MM.
Lebih jauh, SW menuding IM memiliki ‘tameng’ yang kuat. “IM ini merasa aman karena mendapat dukungan dari pimpinan KPK periode sekarang. Dengan backup itu, dia sering memaksa para kepala dinas dan direktur BUMD untuk mengikuti semua maunya,” kata SW.
Ia pun mengingatkan Gubernur Pramono agar lebih waspada, terutama menjelang pelantikan pejabat eselon III dan IV yang akan datang. “Mereka sudah pasang kuda-kuda. Targetnya adalah jabatan camat, lurah, dan posisi penting di dinas teknis. Pak Gubernur jangan sampai kecolongan lagi,” tegas SW.
Hingga berita ini diturunkan, baik IM maupun Sekda DKI Marullah Matali belum memberikan tanggapan resmi terkait tudingan tersebut. (yna)