Daily News

Cina Bantah Keterlibatannya dalam Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Ukraina

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Guo Jiakun, Menjawab Pertanyaan Jurnalis Pada Konferensi Pers (21/01/2025) | AP Photo.

BEIJING | Priangan.com – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Guo Jiakun, dengan tegas membantah isu soal keterlibatan Cina dalam pengiriman pasukan perdamaian ke Ukraina. Itu disampaikan Guo pada Senin, 24 Maret 2025 lalu.

Rencana pengiriman pasukan perdamaian ini pertama kali diungkapkan oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada awal bulan ini. Starmer menyatakan bahwa Inggris berniat mengirimkan pasukan untuk Ukraina selama gencatan senjata, dan ia juga menginisiasi pembentukan “koalisi yang bersedia” untuk memberikan bantuan militer yang kemudian diikuti oleh Prancis.

Namun, rencana tersebut mendapat kecaman dari pejabat militer Inggris yang menganggapnya sebagai “sandiwara politik” dan dinilai tidak realistis mengingat kondisi di lapangan. Mereka juga berpendapat bahwa langkah tersebut melampaui batas yang seharusnya diambil oleh pemerintah.

Spekulasi mengenai keterlibatan Cina muncul setelah laporan media Jerman, Welt am Sonntag, yang menyebutkan bahwa Cina ikut berpartisipasi dalam pengiriman pasukan perdamaian tersebut. Namun, Cina langsung menanggapi laporan tersebut dengan membantahnya, menegaskan bahwa negara tersebut lebih mengutamakan diplomasi sebagai jalan utama untuk menyelesaikan konflik.

Cina sendiri telah berperan aktif dalam upaya penyelesaian konflik antara Rusia dan Ukraina sejak beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2023, Cina mengusulkan rencana perdamaian 12 poin dan terus melakukan komunikasi dengan kedua belah pihak untuk mencari solusi damai.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin, 24 Maret 2025, Guo Jiakun menekankan bahwa Cina tetap berfokus pada negosiasi dan diplomasi sebagai satu-satunya solusi untuk menyelesaikan konflik yang berlangsung. Ia juga menegaskan bahwa laporan yang mengaitkan Cina dengan rencana pengiriman pasukan perdamaian tersebut berpotensi merusak hubungan yang telah dibangun antara Rusia dan Ukraina, di mana Rusia telah menegaskan penolakannya terhadap kehadiran pasukan Barat di Ukraina. (Zia)

Tonton Juga :  Perang Dagang AS-Cina Semakin Buntu, Trump Ingin Berbicara Langsung dengan Xi Jinping
zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: