BEIJING | Priangan.com – Seperti inilah potret Tembok Besar China. Dulu, tembok ini berfungsi sebagai benteng dan memanjang sejauh ribuan kilometer. Ia menjadi saksi sejarah panjang peradaban China. Bangunan bersejarah ini bahkan tercatat sebagai salah satu pencapaian arsitektur terbesar yang pernah dibuat oleh manusia dan diakui sebagai warisat dunia oleh UNESCO.
Panjang Tembok Besar China mencapai lebih dari 21.000 kilometer. Ia membentang melintasi berbagai wilayah di China utara, termasuk Heilongjiang, Shandong, Henan, Jilin, dan beberapa daerah lainnya. Proses pembangunannya konon berlangsung selama berabad-abad dan melibatkan banyak pekerja dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk tentara, narapidana, dan rakyat biasa.
Usulan pembangunan tembok ini pertama kali muncul pada masa Kaisar Qin Shi Huang dari Dinasti Qin sekitar abad ke-3 SM. Ia memerintahkan penyatuan berbagai benteng yang sudah ada di perbatasan utara agar menjadi satu sistem pertahanan yang lebih kokoh. Saat itu, tembok ini dibangun dari tanah dan batu dengan tujuan utama menahan serangan dari suku-suku nomaden di utara.
Seiring berjalannya waktu, tembok ini terus mengalami perubahan dan perluasan di bawah pemerintahan berbagai dinasti. Pada masa Dinasti Han, misalnya, beberapa bagian tembok diperbaiki untuk menghadapi ancaman dari suku-suku perbatasan. Kemudian, Dinasti Ming yang berkuasa antara tahun 1368 hingga 1644 memberikan kontribusi besar dalam penguatan dan pengembangan tembok ini. Mereka membangun kembali sebagian besar strukturnya menggunakan batu bata dan material yang lebih kuat agar pertahanannya lebih efektif.
Selain berfungsi sebagai pertahanan militer, Tembok Besar China juga menjadi jalur komunikasi penting. Menara-menara penjaga yang tersebar di sepanjang tembok digunakan untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan sinyal asap atau api. Dengan sistem ini, informasi tentang ancaman atau serangan dapat diteruskan dengan cepat dari satu titik ke titik lainnya.
Seiring berjalannya waktu, peran Tembok Besar China sebagai benteng pertahanan mulai berkurang. Hal ini terjadi karena perubahan strategi militer dan ekspansi wilayah yang melampaui area yang dilindungi oleh tembok. Meski begitu, nilai sejarah dan budaya yang terkandung dalam setiap jengkal strukturnya tetap bertahan hingga kini dan menjadikannya sebagai salah satu daya tarik wisata sejarah terbesar di dunia. (Ersuwa)