JAKARTA | Priangan.com – Kipas angin sudah sejak lama menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Benda yang satu ini selalu bisa dijadikan solusi dikala hawa ruangan terasa panas. Tak ayal kalau hampir semua orang pasti punya benda yang satu ini.
Berbicara soal sejarahnya, asal muasal kipas bermula pada peradaban Mesir Kuno. Kala itu, kipas sudah digunakan oleh mereka sebagai alat penyejuk. Bedanya, dulu kipas masih belum bertenaga listrik, melainkan hanya berupa lembaran daun besar yang dikibaskan secara manual untuk menghasilkan angin.
Kipas tertua yang pernah ditemukan di peradaban Mesir Kuno, tercatat ada di makam Raja Tutankhamen yang berusia sekitar 4000 tahun.
Perkembangan kipas angin berlanjut hingga abad ke-19, tepatnya saat teknologi listrik mulai digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Hingga pada tahun 1882, seorang insinyur asal Amerika Serikat bernama Schuyler Skaats Wheeler berhasil menciptakan kipas angin bertenaga listrik.
Kipas listrik pertama di dunia buatan Wheeler itu punya bentuk yang unik. Jika kipas-kipas modern biasanya menggunakan tiga buah bilah, Wheeler kala itu hanya menggunakan dua buah bilah saja dan ditenagai oleh sebuah motor listrik yang ukurannya cenderung besar bila dibandingkan dengan kipas listrik zaman sekarang.
Setelah berhasil menciptakan kipas angin listrik, Wheeler bekerja sama dengan Crocker and Curtis Electric Motor Company untuk memproduksi alat ini dalam jumlah besar dan memasarkannya kepada masyarakat. Seiring berjalannya waktu, desain kipas angin pun terus mengalami berbagai inovasi, mulai dari perubahan bentuk, ukuran, hingga peningkatan efisiensi tenaga listrik. Kini, kipas angin hadir dalam berbagai varian, seperti kipas meja, kipas berdiri, hingga kipas gantung yang dipasang di langit-langit ruangan.
Tak hanya dalam urusan desain, kipas angin juga terus berevolusi seiring dengan kemajuan teknologi. Misalnya, ada penambahan fitur timer dan fitur pengatur kecepatan putaran baling-baling. (ersuwa)