TASIKMALAYA | Priangan.com – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tasikmalaya menindaklanjuti laporan warga terkait aktivitas bermain layangan yang mengganggu ketertiban di wilayah Kecamatan Salawu. Meski tidak ada regulasi khusus yang mengatur layangan dalam Peraturan Daerah, petugas tetap turun ke lapangan untuk memberikan peringatan.
Kepala Bidang Trantibum Satpol PP Kabupaten Tasikmalaya, Dany Ramdani, menjelaskan laporan tersebut berasal dari warga yang resah karena anak-anak bermain layangan di jalan raya dan fasilitas umum. “Kami langsung ke lokasi. Tindakan kami berupa imbauan kepada orang tua agar menjaga anaknya, tidak bermain di tempat berbahaya,” ujarnya, Sabtu (9/8/2025).
Namun, Dany mengakui, mengedukasi anak-anak di lapangan bukan perkara mudah. Banyak yang menghindar atau tidak mengaku ketika diingatkan. Karena itu, fokus imbauan lebih diarahkan kepada orang tua, terlebih bila anak menggunakan layangan dengan kincir atau benang gelasan yang rawan menimbulkan bahaya.
Ia merinci sejumlah risiko bermain layangan sembarangan. Benang gelasan atau kawat dapat mengalihkan perhatian pengendara, melukai tubuh, hingga memutus jaringan listrik. “Benang yang putus dan tergeletak di jalan bisa menjebak roda kendaraan, berpotensi menyebabkan kecelakaan serius,” kata Dany.
Selain itu, anak yang bermain di badan jalan bisa menyebabkan penyempitan ruas jalan dan meningkatkan risiko tabrakan. Bermain di dekat jaringan listrik pun sangat berbahaya, karena benang dapat menghantarkan arus listrik dan menimbulkan sengatan fatal.
Satpol PP mengimbau warga untuk memilih lokasi yang aman dan luas, jauh dari jalan raya, jaringan listrik, dan area bandara. Benang yang digunakan sebaiknya benang nilon biasa, bukan benang gelasan. “Pengawasan orang tua itu kunci. Jangan biarkan anak bermain di tempat yang jelas-jelas membahayakan diri sendiri maupun orang lain,” pungkasnya. (yna)
