INTERNASIONAL | Priangan.com – Dalam forum internasional terbaru yang diadakan di St. Petersburg, Presiden Rusia, Vladimir Putin, memberikan tanggapan tegas terkait tudingan bahwa Moskow memiliki rencana untuk menyerang NATO.
Berpidato di depan para pemimpin kantor berita internasional, Putin tidak hanya menepis tuduhan tersebut, tetapi juga menyebutnya sebagai upaya bodoh dari Barat untuk mempertahankan hegemoni global mereka melalui rasa takut.
Ia menegaskan, narasi yang menyebutkan kalau Rusia ingin menyerang NATO adalah bualan omong kosong. Menurutnya, tuduhan itu dirancang untuk menipu masyarakat Barat dan mendorong pengiriman lebih banyak senjata ke Ukraina.
Putin menyebutkan, cerita menakutkan seperti itu tidak lebih dari taktik untuk mempertahankan dominasi Barat. Narasi tersebut ditujukan kepada warga di negara-negara lain, seperti Jerman dan Prancis, yang pada akhirnya akan merugikan mereka sendiri.
Di sisi lain, Putin juga menekankan bahwa intervensi Rusia di Ukraina bukanlah tindakan agresi, melainkan langkah untuk melindungi kepentingan nasional Rusia. Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari tiga jam itu, Putin berulang kali mengingatkan tentang akar penyebab intervensi Rusia di Ukraina.
Selain kudeta yang didukung AS pada tahun 2014, akar penyebabnya adalah kekejaman pemerintah Kiev di Donbass, dan kegagalan proses perdamaian Minsk yang dianggap sebagai tipuan oleh para pemimpin Barat.
Menyoroti bantuan besar-besaran Amerika Serikat kepada Ukraina, Putin menilai, itu bukan karena kepedulian terhadap Ukraina, melainkan demi mempertahankan kehebatan dan kepemimpinan global Amerika.
Menurutnya, tidak ada seorang pun di Amerika Serikat yang peduli dengan kepentingan Ukraina. Sementara miliaran dolar yang digelontorkan dalam bentuk uang tunai, senjata, amunisi, dan peralatan ke Ukraina lebih berkaitan dengan ambisi geopolitik Amerika Serikat.
Kendati menegaskan bahwa Moskow tidak berniat menyerang Eropa, Putin mengingatkan kalau Rusia siap mempertimbangkan langkah pembalasan jika Amerika Serikat dan sekutunya terus mengirim rudal jarak jauh ke Kiev.
