PANGANDARAN | Priangan.com – Ketersediaan daging sapi dan telur di Kabupaten Pangandaran masih belum seimbang dengan tingkat konsumsi masyarakat. Produksi lokal yang terbatas membuat daerah ini harus bergantung pada pasokan dari luar wilayah untuk memenuhi kebutuhan harian warga maupun sektor usaha.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, Deni Rakhmat, menjelaskan bahwa produksi daging sapi di daerahnya baru mencapai sekitar 754 ton per bulan. Sementara itu, kebutuhan masyarakat, termasuk untuk rumah tangga, hotel, restoran, dan kafe, mencapai lebih dari 1.300 ton setiap bulannya.
“Kekurangan produksi daging sapi di Pangandaran saat ini sekitar 631 ton per bulan. Jumlah tersebut masih ditutupi dari pasokan luar daerah,” ujar Deni, Jumat (31/10/2025)
Menurutnya, ketimpangan antara produksi dan kebutuhan daging sapi berpotensi berkurang apabila di wilayah tersebut telah tersedia Rumah Potong Hewan Ruminansia (RPHR). Dengan adanya fasilitas tersebut, diharapkan distribusi dan pengelolaan daging sapi menjadi lebih efisien.
“Keberadaan RPHR nantinya bisa mendukung peningkatan populasi sapi serta memenuhi permintaan dari sektor usaha kuliner yang terus tumbuh,” tambahnya.
Selain daging sapi, persoalan serupa juga terjadi pada produksi telur ayam. Berdasarkan data Dinas Pertanian, kebutuhan telur di Pangandaran mencapai sekitar 379 ton setiap bulan, sedangkan produksinya hanya sekitar 218 ton.
“Kami mencatat ada kekurangan sekitar 161 ton telur ayam per bulan. Saat ini kekurangan itu disuplai dari wilayah Jawa Tengah dan Tasikmalaya,” ungkap Deni.
Ia menilai kekurangan produksi telur ayam justru bisa menjadi peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha peternakan. Jika ingin memenuhi kebutuhan lokal secara mandiri, diperkirakan diperlukan tambahan sekitar 110 ribu ekor ayam ras petelur di wilayah tersebut.
“Situasi ini sebenarnya bisa menjadi kesempatan bagi petani dan peternak lokal untuk memperluas usaha mereka. Dengan dukungan yang tepat, sektor peternakan di Pangandaran bisa tumbuh lebih kuat dan berdaya saing,” ujarnya. (Eri)

















