TASIKMALAYA | Priangan.com – Sejumlah produk kreasi para pelajar SMA Al Muttaqin Tasikmalaya menjadi perhatian tamu pada bazar produk yang digelar untuk menyemarakan acara tahunan bertajuk Al Muttaqin Students Challenge (ASC) 2025, yang digelar SMA Al Muttaqin (AMQ), pada Selasa 11 Februari 2025 hingga Sabtu, 15 Februari 2025.
Produk fashion yang diracik dengan teknik ecoprint jadi salah satu stan yang mencuri perhatian dalam bazar itu. Maklum, produk yang bahan bakunya berasal dari daun, bunga, kayu, kulit kayu, buah, dan akar tumbuhan itu menghasilkan motif unik nan estetik.
Adapun proses pewarnaannya dilakukan dengan mentransfer warna asli suatu objek pada kain secara langsung. “Ya ini produk karya pelajar,” ujar Kepala Sekolah SMA Al Muttaqin, In In Kadarsolihin SS, M.Pd, Rabu, 12 Februari 2025.
Selain punya beragam warna unik yang dihasilkan, Kata In In, produk fashion dengan teknik ecoprint punya nilai jual yang lumayan tinggi serta bahan baku yang tidak perlu merogoh kocek besar. Menurutnya, produk ini menarik lantaran corak serta warna yang dihasilkan banyak disukai kaum hawa.
“Ya produk ecoprint mengandalkan pewarna alami serta lebih ramah lingkungan dan aman daripada kain yang menggunakan pewarna sintetis. selain Daun suji, memiliki warna hijau pekat yang khas, daun jati, bunga putri malu, kulit kayu secang dan lainnya juga bisa dipilih sebagai bahan baku pewarnanya. Malah, sambung dia, Kunyit juga dapat menghasilkan warna kuning dan jus wortel dapat menghasilkan warna oranye,” bebernya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana ASC 2025, Salmah Putri Aprianti, menyebutkan kalau acara ini jadi ruang untuk mempromosikan dan menjual produk kreatifitas pelajar maupun masyarakat sekitar sekolah dan orang tua siswa.
“Kita berharap, kegiatan ini turut berperan mendorong geliat ekonomi,” katanya.
Selain lomba, ASC 2025 ini akan dilengkapi dengan acara berbagi pengalaman yang dikemas dalam Talk show Interaktif bersama siswa berprestasi internasional dengan menampilkan Tharfi, kandidat peraih Beasiswa Indonesia Maju ke Toronto Kanada, serta Sahla dan Previdya, peraih medali emas dan perunggu bidang riset internasional di Korea Selatan. (Yga)