ISTANBUL | Priangan.com – Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa melakukan kunjungan mendadak ke Istanbul pada 24 Mei 2025 dan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Pertemuan ini terjadi menyusul keputusan Amerika Serikat untuk mencabut seluruh sanksi terhadap Suriah, yang juga diperkirakan akan diikuti oleh Uni Eropa dalam waktu dekat.
Kedatangan Presiden Sharaa ke Turki menjadi simbol penting perubahan arah hubungan kawasan, khususnya setelah pergantian kekuasaan di Suriah yang mengakhiri pemerintahan panjang Bashar al-Assad. Dalam pertemuan tersebut, kedua kepala negara membahas sejumlah isu strategis, mulai dari kerja sama bilateral hingga upaya stabilisasi kawasan Timur Tengah.
Hadir dalam pertemuan tersebut sejumlah pejabat tinggi dari pihak Turki, termasuk Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, serta Kepala Badan Intelijen Nasional (MIT). Fokus pembahasan tertuju pada perkembangan situasi di Suriah dan kemungkinan kolaborasi dalam menjaga keamanan perbatasan serta menanggulangi sisa-sisa konflik bersenjata di wilayah tersebut.
Kantor Kepresidenan Turki dalam pernyataan resminya menyampaikan bahwa Presiden Erdogan menyambut positif pencabutan sanksi internasional terhadap Suriah. “Presiden kami menyampaikan kepada Presiden Sharaa bahwa Turki melihat langkah ini sebagai peluang untuk membuka lembaran baru dalam hubungan bilateral dan kawasan,” tulis pernyataan tersebut melalui platform media sosial X.
Kedekatan terbaru antara Ankara dan Damaskus ini mencerminkan peran strategis Turki dalam dinamika politik Timur Tengah. Setelah sebelumnya menjadi salah satu negara yang paling vokal terhadap rezim Assad, kini Turki mulai mengambil posisi sebagai mitra diplomatik utama dalam era pemerintahan baru Suriah.
Pertemuan ini dipandang sebagai tonggak awal terbentuknya poros kerja sama baru di kawasan, seiring dengan upaya pemulihan ekonomi dan rekonsiliasi politik di Suriah pasca sanksi. (zia)