TASIKMALAYA | Priangan.com – Dua rumah reyot di pelosok Kabupaten Tasikmalaya akhirnya mendapat perhatian nyata. Tak sekadar dijanjikan, Kapolres Tasikmalaya AKBP Haris Dinzah datang langsung dan memastikan: rumah-rumah tak layak huni itu akan dibangun ulang.
Langkah itu menjadi bagian dari program bedah rumah dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara ke-79. Namun bagi Dudung dan Nanu Hasbunah—dua warga penerima bantuan—ini bukan sekadar pembangunan fisik. Ini tentang harapan yang kembali menyala setelah lama padam.
Dudung (48), warga Kampung Cioray, Desa Sukasukur, sudah bertahun-tahun hidup bersama keluarganya di sebuah bangunan sempit berdinding bambu rapuh dan berlantai tanah.
Ketika hujan datang, ia dan keluarganya harus duduk semalaman untuk menghindari tetesan air yang masuk dari atap dan dinding. Kondisi yang jauh dari kata layak, tapi tak punya pilihan lain.
Ia tidak pernah membayangkan aparat kepolisian akan datang, melihat langsung kondisinya, lalu membawa kabar bahwa rumah itu akan dibangun menjadi tempat tinggal yang manusiawi.
“Saya cuma bisa menangis. Ini bukan sekadar bantuan rumah, tapi pertolongan besar bagi kami yang nyaris menyerah,” ucap Dudung lirih, menahan tangis haru.
Tak jauh berbeda, Nanu Hasbunah (74), lansia penyandang disabilitas di Kampung Ceungcem, Desa Jayamukti, juga menerima bantuan serupa. Kondisi rumahnya yang reyot dan lembap telah lama menjadi ancaman bagi keselamatan dirinya dan keluarga.
Saat rombongan Polres datang dan menyampaikan bantuan, Nanu hanya bisa mengangguk pelan. Baginya, hari itu seperti mimpi yang sulit dipercaya.
“Sudah lama kami hidup dalam ketidakpastian. Tapi hari itu kami merasa seperti benar-benar dihargai sebagai rakyat kecil. Terima kasih, Pak Polisi,” tuturnya pelan.
Program ini bukan sekadar membangun tembok dan atap. Kapolres Haris Dinzah menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat, bukan hanya dalam konteks keamanan, tetapi juga dalam kepedulian sosial.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Polri hadir bukan hanya saat ada persoalan hukum, tapi juga dalam urusan kemanusiaan. Program ini adalah bagian dari pengabdian kami untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang hidup dalam keterbatasan,” jelasnya.
Tak hanya fokus pada hunian warga, Polres Tasikmalaya juga membangun fasilitas air bersih di Masjid Al Hidayah, Kampung Cioray. Sebuah dukungan konkret untuk kebutuhan dasar masyarakat yang selama ini kerap diabaikan.
Pembangunan rumah akan dimulai pada Sabtu mendatang, diawali dengan pengurugan lahan. Suasana gotong royong mulai terasa. Warga sekitar menyambut program ini dengan rasa haru dan bangga, merasa ikut dilibatkan dalam perubahan nyata yang terjadi di lingkungannya.
Perayaan Hari Bhayangkara ke-79 pun mendapatkan makna baru: bukan sekadar seremoni, tetapi momentum memperkuat ikatan antara kepolisian dan masyarakat. Lewat bedah rumah, Polres Tasikmalaya tidak hanya memperbaiki tempat tinggal, tapi juga membangun ulang kepercayaan dan semangat hidup warga.
Karena pengabdian sejati bukan diukur dari seragam atau jabatan, tapi dari keberanian menyentuh sisi-sisi kemanusiaan yang paling sunyi. Dan pada dua rumah reyot itu, Polres Tasikmalaya menuliskan kisahnya. (yna)