TASIKMALAYA | Priangan.com – Pengadilan Negeri (PN) Kelas 1A Tasikmalaya menjatuhkan vonis berat terhadap Ruslan Abdul Gani (46), pimpinan lembaga pendidikan agama Rumah Tahfidz Daarul Ilmi. Ia dinyatakan bersalah melakukan rudapaksa terhadap salah satu santrinya yang masih berusia 13 tahun.
Dalam sidang putusan yang digelar Kamis (21/8/2025), majelis hakim menyatakan Ruslan terbukti melakukan perbuatan bejat tersebut berulang kali hingga menimbulkan trauma mendalam bagi korban.
“Menjatuhkan pidana penjara selama 15 tahun kepada terdakwa dan denda Rp60 juta, subsider tiga bulan kurungan. Selain itu, terdakwa juga diwajibkan membayar restitusi sebesar Rp50 juta kepada korban,” ujar Ketua Majelis Hakim, Maryam Broo, saat membacakan amar putusan.
Vonis tersebut lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sebelumnya meminta hukuman 18 tahun penjara serta restitusi Rp112,2 juta.
Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Tasikmalaya, Indra Abdi Perkasa, menyatakan pihaknya masih mempertimbangkan langkah hukum berikutnya.
“Jaksa penuntut umum menyatakan pikir-pikir. Kami akan mempelajari putusan hakim sebelum menentukan apakah menerima atau mengajukan upaya hukum lain,” ucapnya.
Kasus ini berawal dari laporan orang tua korban pada akhir 2024 lalu. Saat itu, keluarga melaporkan dugaan tindakan asusila oleh pimpinan rumah tahfidz tersebut. Penyidik Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota kemudian melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk terhadap korban, saksi, serta pelaku.
“Dalam proses penyidikan, pelaku mengakui perbuatannya. Tindak pidana itu dilakukan berulang kali sejak akhir 2023 hingga 2024,” kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra, saat dimintai keterangan sebelumnya.
Putusan ini menjadi perhatian publik, karena pelaku yang seharusnya menjadi teladan di lembaga pendidikan agama justru mencoreng amanah dan merusak masa depan anak didiknya. (yna)
