JAKARTA | Priangan.com – Bioskop adalah satu dari sekian tempat yang paling banyak dikunjungi. Tempat ini juga kerap menjadi pilihan untuk mengisi waktu akhir pekan atau tempat ngedate bersama pacar. Berbagai film yang dinanti pun selalu hadir untuk menghibur para penonton. Lantas, bagaimana sejarah kemunculan bioskop hingga berkembang seperti sekarang?
Perjalanan bioskop dimulai pada akhir abad ke-19, ketika para ilmuwan mulai bereksperimen dengan gambar bergerak. Salah satu tokoh yang berperan besar dalam pengembangan teknologi ini adalah Louis Lumière bersama saudaranya, Auguste Lumière. Teoat pada tahun 1895, mereka menciptakan sinematografi, sebuah peranti yang dapat merekam, menampilkan, dan memproyeksikan film. Pertunjukan film pertama mereka berjudul “L’Arrivée d’un Train en Gare de La Ciotat” di Paris menjadi tonggak awal berkembangnya dunia bioskop.
Pada masa awal, film yang diputar di bioskop masih berupa film bisu tanpa suara. Bioskop pertama yang muncul dikenal dengan sebutan “Nickelodeon” di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. Dengan harga tiket yang terjangkau, tempat ini pada saaat itu menjadi favorit masyarakat untuk menikmati hiburan visual.
Perubahan besar terjadi pada tahun 1927 ketika film bersuara mulai diperkenalkan lewat film “The Jazz Singer”. Hal ini tentu membuka lembaran baru dalam industri perfilman dan bioskop, di mana pengalaman menonton semakin hidup dengan adanya dialog dan musik yang lebih selaras dengan adegan dalam film. Seiring berkembangnya industri perfilman, Hollywood menjelma menjadi pusat produksi film terbesar di dunia. Ada banyak studio yang lahir di sana dan mendominasi pasar global, bahkan sampai saat ini.
Di Indonesia sendiri, bioskop pertama kali dibangun pada tahun 1900, tepatnya di Jalan Tanah Abang I, Jakarta Pusat. Tiket bioskop saat itu memiliki berbagai kelas, mulai dari harga dua gulden untuk kelas satu hingga setengah perak untuk kelas dua. Pada masa itu, bioskop masih berbentuk bangunan sederhana dengan dinding dari anyaman bambu dan atap seng. Bioskop ini sifatnya tidak permanen, ia berpindah dari satu kota ke kota lainnya setelah pemutaran film selesai.
Salah satu bioskop pertama yang berdiri di Indonesia adalah Talbot yang diambil dari nama pemiliknya. Seiring waktu, muncul bioskop lain seperti Schwarz, De Calone, dan Rex yang semakin meramaikan industri hiburan tanah air. Film yang diputar pada masa itu pun masih tanpa suara, dengan iringan musik orkes yang tidak selalu sesuai dengan adegan dalam film. Beberapa film yang cukup populer pada masa itu antara lain Fantomas, Zigomar, dan Charlie Chaplin.
Konsep bioskop modern mulai diperkenalkan dengan hadirnya bioskop Cineplex yang awalnya hanya tersebar di kota-kota besar. Memasuki era 2000-an, jaringan bioskop ini semakin berkembang di Indonesia. Pengelola bioskop ternama seperti 21 Cineplex dan Bioskop 21 menjadi pelopor lahirnya bioskop XXI yang kini semakin menjangkau berbagai daerah. Dengan perkembangan teknologi, bioskop semakin canggih dan menawarkan pengalaman menonton dengan layar besar, suara berkualitas tinggi, serta kenyamanan yang lebih baik. (Ersuwa)