PANGANDARAN | Priangan.com – Operasi pencarian terhadap Yogi Mustofa (20), seorang nelayan muda yang dilaporkan hilang terseret arus laut di perairan Batu Bodas, Cagar Alam Pangandaran, resmi dihentikan pada Sabtu (5/7/2025). Keputusan ini diambil setelah tujuh hari upaya intensif pencarian oleh tim SAR gabungan tak membuahkan hasil.
Yogi Mustofa diketahui hilang saat sedang melaut pada akhir pekan lalu. Insiden tersebut terjadi di kawasan perairan yang dikenal memiliki arus kuat dan kondisi gelombang yang tidak menentu. Sejak laporan pertama diterima, operasi pencarian langsung digelar melibatkan puluhan personel dari berbagai unsur SAR.
Komandan Tim Rescue Basarnas Pos SAR Pangandaran, Edwin, menjelaskan bahwa pencarian selama tujuh hari dilakukan secara maksimal dengan membagi tim menjadi dua Search and Rescue Unit (SRU). SRU 1 melakukan penyisiran laut menggunakan alat utama berupa waverunner dan perahu jukung dengan radius hingga 5 kilometer ke arah barat dari titik terakhir korban terlihat (Last Known Position/LKP). Sementara SRU 2 difokuskan pada pencarian bawah air melalui penyelaman di sekitar lokasi kejadian.
“Kami telah melakukan upaya terbaik, mulai dari penyisiran permukaan hingga penyelaman, dengan memperhitungkan kondisi arus dan gelombang. Namun hingga pukul 17.00 WIB hari ini, hasil pencarian tetap nihil,” kata Edwin dalam keterangannya di Posko SAR Pangandaran.
Usai pencarian hari ketujuh berakhir tanpa hasil, Tim SAR gabungan melaksanakan sesi evaluasi (debriefing) untuk menilai situasi teknis dan operasional di lapangan. Berdasarkan hasil evaluasi dan sesuai dengan protokol pencarian orang hilang, diputuskan bahwa operasi SAR akan dihentikan secara menyeluruh.
Sebelum pengakhiran operasi diumumkan secara resmi, pihak SAR terlebih dahulu melakukan mediasi dan komunikasi intensif dengan keluarga korban. Dalam pertemuan tersebut, keluarga korban menyampaikan keikhlasan mereka meski jasad belum ditemukan. Mereka juga menyampaikan terima kasih atas dedikasi seluruh tim SAR yang telah bekerja tanpa kenal lelah selama sepekan terakhir.
“Kami memahami betapa beratnya medan dan kondisi cuaca di laut. Keluarga sudah merelakan dan berterima kasih kepada semua yang telah terlibat,” ujar salah satu anggota keluarga korban.
Dengan berakhirnya operasi pencarian, maka fokus kini akan dialihkan pada upaya pemantauan pasif. Artinya, tim SAR dan pihak-pihak terkait tetap akan siaga untuk merespons jika ada informasi baru atau tanda-tanda kemunculan korban.
“Kami akan tetap pantau area sekitar secara berkala. Jika ada laporan masyarakat tentang penemuan tanda-tanda keberadaan korban, kami akan segera tindak lanjuti,” imbuh Edwin.
Adapun unsur SAR yang terlibat dalam operasi ini berasal dari berbagai instansi dan komunitas, antara lain: Basarnas Pos SAR Pangandaran, Satpolairud Polres Pangandaran, Pos TNI AL, Pangandaran Dive Club, SAR Barakuda, SAR MTA Pangandaran, Budah Laut Spearfishing, serta Sigab Persis Pangandaran. (yna)