Historia

Panjandrum: Proyek Militer Absurd yang Gagal Total

Panjandrum, senjata eksperimental Inggris pada Perang Dunia Kedua. Dipotret oleh Letnan Louis Klemantaski sebelum uji coba dimulai di Westward Ho!, Devon, 12 November 1943 | Wikimedia Commons

Westward Ho! | Priangan.com – Pada tahun 1941, dalam upaya menemukan metode baru yang tidak konvensional untuk menghadapi musuh, Pemerintah Inggris membentuk sebuah badan sementara di masa perang yang dikenal sebagai Department of Miscellaneous Weapons Development (DMWD). Departemen ini menghasilkan beberapa inovasi senjata yang berguna, seperti senjata anti-kapal selam Hedgehog, mortir anti-kapal selam Squid, serta baterai roket anti-pesawat Holman Projector dengan sistem degaussing untuk melindungi kapal dari ranjau magnetik.

Meskipun DMWD menghasilkan banyak inovasi yang berguna, tidak semua proyeknya berjalan sesuai harapan. Salah satu proyek yang paling terkenal karena kegagalannya adalah “Panjandrum Besar” (Great Panjandrum).

Nama “Panjandrum” sendiri berasal dari kalimat nonsensikal yang diciptakan oleh Samuel Foote, seorang penulis Inggris abad ke-18, dalam latihan improvisasi. Nama ini dipilih bukan karena makna atau relevansinya dengan proyek, tetapi justru karena sifatnya yang absurd. Hal ini memberi indikasi bahwa proyek ini sejak awal memiliki kemungkinan besar untuk gagal.

Panjandrum dirancang sebagai sepasang roda besar berdiameter sekitar 10 kaki (3 meter). Di tengahnya terdapat drum baja yang berisi lebih dari satu ton bahan peledak. Di sekeliling roda, dipasang roket cordite yang dirancang untuk memutar perangkat tersebut dan mendorongnya menuju pertahanan pantai beton di sepanjang pesisir Prancis. Tujuannya adalah menciptakan celah besar pada benteng musuh, sehingga pasukan Sekutu bisa menerobos pertahanan Nazi.
Para perancang memperkirakan bahwa Panjandrum yang terisi penuh dan berbobot sekitar 1.800 kg dapat mencapai kecepatan hingga 60 mph (100 km/jam). Kecepatan dan momentum tinggi ini diharapkan dapat menembus berbagai rintangan antara titik peluncuran dan target.

Pada akhir tahun 1943, prototipe Panjandrum dirakit di London dan secara diam-diam dikirim ke sebuah desa kecil bernama Westward Ho! di pesisir selatan Inggris untuk diuji coba. Sayangnya, pilihan lokasi ini kurang tepat karena merupakan resor tepi laut yang populer. Pada pagi hari tanggal 7 September 1943, saat uji coba dilakukan, pantai dipenuhi oleh penduduk setempat dan wisatawan yang penasaran menyaksikan eksperimen tersebut.

Tonton Juga :  Sejarah Konferensi Meja Bundar, Titik Balik Kedaulatan Indonesia

Uji coba awal dilakukan dengan hanya beberapa roket cordite dan muatan pasir untuk simulasi. Saat dinyalakan, Panjandrum meluncur keluar dari kapal pendarat dan bergerak cukup jauh ke pantai. Namun, beberapa roket di salah satu roda gagal menyala, menyebabkan perangkat keluar jalur. Beberapa kali percobaan dilakukan dengan menambah jumlah roket, tetapi Panjandrum tetap kehilangan kendali sebelum mencapai targetnya.

Untuk mengatasi masalah stabilitas, pimpinan proyek, Nevil Shute Norway, menambahkan roda ketiga. Saat diuji kembali, Panjandrum meluncur dengan cepat ke arah pantai, tetapi kemudian kembali berbelok menuju laut. Beberapa roketnya terlepas dan melesat liar ke berbagai arah, bahkan meledak di dalam air.

Percobaan selanjutnya dilakukan dengan melepas roda ketiga dan menggantinya dengan kabel berat yang diikat ke dua derek, dengan harapan dapat mengarahkan perangkat dengan lebih baik. Namun, Panjandrum ternyata terlalu kuat dan berhasil memutuskan kabel tersebut, lalu melesat kembali ke pantai tanpa kendali.

Pada Januari 1944, para pejabat tinggi pemerintah dan perwira senior militer diundang untuk menyaksikan uji coba yang lebih formal. Namun, seperti sebelumnya, Panjandrum kembali gagal. Awalnya melaju dengan baik, perangkat ini kehilangan kendali setelah beberapa roket terlepas. Panjandrum berbelok liar, hampir menabrak seorang kameramen, sementara para pejabat militer terpaksa berlindung. Akhirnya, Panjandrum jatuh ke pasir dan meledak, dengan roket-roketnya melesat ke segala arah.

Pada akhirnya, setelah serangkaian kegagalan dan bukti bahwa perangkat ini tidak dapat dikendalikan dengan baik, proyek Panjandrum resmi dibatalkan.

Satu-satunya “kesuksesan” Panjandrum terjadi pada tahun 2009, ketika replika sepanjang 6 kaki (1,8 meter) dibuat dan diuji kembali di lokasi yang sama, Westward Ho!. Kali ini, perangkat bergerak lebih stabil sejauh 50 meter, tetapi tetap gagal mencapai jarak yang diharapkan, yakni 450 meter.

Tonton Juga :  Akhir Tragis Penasihat Mistis Kekaisaran Rusia Terakhir

Proyek Panjandrum adalah salah satu contoh nyata dari eksperimen militer yang gagal. Meski konsep awalnya tampak menjanjikan, pada praktiknya, perangkat ini tidak dapat dikendalikan dengan baik, berbahaya bagi operator dan penonton, serta tidak memberikan hasil yang diinginkan. Kegagalan ini menunjukkan bahwa dalam pengembangan teknologi militer, inovasi yang tampaknya revolusioner di atas kertas belum tentu bisa berhasil di medan perang yang sesungguhnya. (Lsa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: