LONDON | Priangan.com – Operation Hurricane adalah nama uji coba bom atom pertama milik Inggris yang menjadikannya sebagai negara ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet yang memiliki senjata nuklir. Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan kemampuan Inggris menguasai teknologi bom atom sekaligus menegaskan posisinya sebagai kekuatan militer besar pada masa pasca-Perang Dunia II.
Uji coba tersebut dilaksanakan di Kepulauan Montebello, Australia Barat. Inggris memilih kawasan terpencil ini karena dianggap aman dari permukiman padat dan memungkinkan pemantauan yang ketat atas dampak ledakan maupun radiasi. Sebuah kapal fregat milik Angkatan Laut Inggris, HMS Plym, kala itu diposisikan di perairan dekat Pulau Trimouille. Di dalam lambung kapal inilah bom atom jenis plutonium implosion ditempatkan sebelum diledakkan.
Ledakan yang dihasilkan setara 25 kiloton, memunculkan awan jamur khas bom nuklir dan menciptakan kawah besar di dasar laut. Percobaan ini sengaja dirancang untuk menyimulasikan skenario jika sebuah bom atom diselundupkan melalui kapal ke pelabuhan. Efek gelombang kejut, penyebaran radiasi, dan kerusakan struktural menjadi bahan kajian utama para ilmuwan Inggris.
Pelaksanaan Operation Hurricane melibatkan ratusan ilmuwan, teknisi, serta personel militer Inggris dengan dukungan pemerintah Australia. Persiapan dilakukan di Inggris, kemudian perangkat bom diangkut ke lokasi uji. Proses perakitan hingga peledakan diawasi langsung oleh tim riset nuklir yang sebelumnya terlibat dalam program High Explosive Research (HER).
Dampak dari percobaan ini mengukuhkan Inggris sebagai kekuatan nuklir baru di dunia. Hasil uji menjadi dasar pengembangan senjata nuklir generasi berikutnya, termasuk bom Blue Danube yang dipersiapkan untuk armada pembom strategis. Namun, akibat dari operasi ini juga menyisakan persoalan lingkungan dan kesehatan akibat jatuhnya partikel radioaktif di wilayah sekitarnya. (wrd)
