Nowe Ateny, Ensiklopedia Pertama Polandia yang Merangkai Pengetahuan dengan Mitos

JAKARTA | Priangan.com – Pada pertengahan abad ke-18, di sebuah paroki kecil di Polandia, lahirlah sebuah karya aneh sekaligus memikat yang berjudul Nowe Ateny atau Athena Baru. Diterbitkan pada tahun 1745 oleh seorang pastor bernama Benedykt Joachim Chmielowski, buku setebal hampir seribu halaman ini menandai tonggak penting dalam sejarah literasi karena menjadi ensiklopedia pertama yang ditulis dalam bahasa Polandia.

Tidak seperti ensiklopedia modern yang disusun dengan rapi berdasarkan alfabet, karya ini ditata dalam “kelas” tematik yang justru menyingkap betapa cairnya batas antara ilmu pengetahuan, keyakinan, dan mitos pada masa itu. Sebagaimana dilansir dari Amusing Planet, Chmielowski merangkum lebih dari seratus sumber, mulai dari Kitab Suci dan filsafat Aristoteles hingga tulisan Plinius Tua dan karya-karya penulis Eropa sezamannya.

Namun ia tidak berhenti pada pengutipan semata. Ia menggabungkan fakta, cerita rakyat, spekulasi teologis, catatan perjalanan, dan bahkan fantasi liar dalam satu himpunan yang kaya, menjadikan Nowe Ateny lebih menyerupai museum ide daripada buku pegangan pengetahuan.

Salah satu bagian yang membuat buku ini terkenal adalah entri tentang kuda. Alih-alih memberi deskripsi rinci sebagaimana ensiklopedia modern, Chmielowski menuliskan kalimat singkat: “Koń jaki jest, każdy widzi”. (“Kuda: seperti apa kuda itu, siapa pun bisa melihatnya”).

Pada masa itu, kuda memang bukan sesuatu yang asing. Ia hadir di pasar, ladang, maupun jalanan desa. Menjelaskannya panjang lebar dianggap sama sia-sianya seperti menerangkan rasa roti atau rupa matahari di siang hari. Oleh karena itu, penjelasan singkat tersebut justru menjadi abadi. Hingga kini, ungkapan itu hidup dalam bahasa Polandia sebagai idiom yang lucu untuk menyebut sesuatu yang sudah terlalu jelas untuk dijelaskan.

Lihat Juga :  Asal Usul Nama Indonesia, Sebuah Perjalanan Panjang Menuju Identitas Nasional

Selain kuda, banyak entri lain yang ditulis dengan gaya tak kalah unik. Kambing, misalnya, disebut sebagai hewan yang bau. Ada pula kisah tentang semut raksasa di Persia yang dipercaya sanggup melahap satu pon daging. Bagian tentang anjing bahkan terasa seperti dongeng, seekor anjing milik adipati Prancis diceritakan mampu membuka peti, mengeluarkan taplak meja, lalu menata piring, sendok, pisau, dan serbet dengan urutan yang benar.

Kelebihan Nowe Ateny justru terletak pada keberaniannya memasukkan hal-hal yang menakjubkan. Chmielowski tidak ragu menulis tentang naga, basilisk yang bisa membunuh hanya dengan tatapan, atau Leviathan, monster laut yang dikenal dari Alkitab. Ia menggambarkan naga sebagai makhluk yang tubuhnya mampu menutupi sebidang tanah luas, bersisik sebesar perisai, dan cukup besar untuk menelan seekor kuda lengkap dengan penunggangnya. Ia bahkan mengaku pernah melihat tulang rusuk naga di sebuah kastil bangsawan Radziwiłł.

Lihat Juga :  Ibnu Hawkal, Penjelajahan Agung Sang Geografer Muslim yang Mengungkap Peta Dunia Abad Ke-10

Dunia gaib juga mendapat tempat dalam ensiklopedia ini. Chmielowski menulis tentang kerasukan, penyihir, dan berbagai bentuk ilmu sihir. Ia membagi sihir menjadi tiga jenis: alami, buatan, dan iblis. Dalam catatannya, ia menyinggung tokoh-tokoh terkenal, dari Penyihir Endor dalam Alkitab hingga Simon Magus yang sering disebut dalam tradisi Kristen awal. Ia juga menyinggung praktik ramalan, palmistri, tafsir mimpi, serta pengobatan dengan cara-cara magis yang pada masa itu masih dianggap bagian dari pengetahuan.

Chmielowski tidak berhenti pada dunia makhluk gaib. Ia juga menyinggung kosmos dan langit, meskipun dengan pandangan yang tidak sejalan dengan pemikiran ilmiah baru yang berkembang di Eropa. Ia menolak gagasan Copernicus tentang bumi yang mengitari matahari, dan lebih memilih gambaran kosmos lama yang menempatkan bumi sebagai pusat.

Lihat Juga :  Dulu, Berfoto di Samping Aspidistra dan Palem Kentia Sangat Populer

Di dalam tulisannya, ia memperkenalkan konsep “bola sublunar”, wilayah di bawah orbit bulan yang terdiri dari empat unsur klasik, yaitu tanah, air, udara, dan api. Ia bahkan memetakan dunia bawah, lengkap dengan sungai-sungai neraka seperti Styx dan Acheron, serta danau-danau misterius yang diambil dari mitologi Yunani.

Meski penuh kisah menakjubkan, Nowe Ateny juga menyinggung tokoh-tokoh nyata. Tentang filsuf Socrates, misalnya, ia menulis singkat bahwa sang filsuf tidak pernah tertawa seumur hidupnya, wajahnya tidak bahagia maupun sedih. Kalimat sederhana itu menunjukkan cara Chmielowski menulis dengan lugas, kadang jenaka, dan tak selalu sesuai dengan catatan sejarah yang lebih serius.

Ketika terbit, Nowe Ateny tidak diterima dengan baik. Di tengah derasnya arus Pencerahan yang menekankan rasionalitas, logika, dan metode ilmiah, karya Chmielowski dianggap ketinggalan zaman, penuh takhayul, dan sarat kesalahan.

Namun seiring waktu, penilaian terhadap buku ini berubah. Alih-alih dipandang sebagai kegagalan, kini ia dihargai sebagai artefak budaya yang memperlihatkan bagaimana cara berpikir masyarakat Polandia pada abad ke-18.

Nilai utama Nowe Ateny bukanlah pada ketepatan ilmiahnya, melainkan pada kemampuannya merekam sebuah zaman transisi, ketika fakta, mitos, keyakinan, dan gosip masih saling bercampur di halaman yang sama. Dalam cara yang unik, Chmielowski meninggalkan warisan berharga, sebuah jendela menuju masa lalu, yang memperlihatkan betapa berwarna dan kompleksnya cara manusia memahami dunia pada zamannya. (LSA)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos