TASIKMALAYA | Priangan.com – Sampai hari ini, ketokohan Egom, Dirdja, Hassan dan ratusan tokoh Priangan Timur lain yang terlibat dalam pemberontakan 1926, tidak pernah diakui. Stigmatisasi komunis kolonial Belanda yang dilestarikan oleh pemerintahan hari ini telah menghukumi mereka sebagai “penjahat” yang hina dan sangat rendah. Terlepas dari stigma buruk terhadap gerakan Sarekat Rakyat (SR) yang dianggap berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), kedua gerakan itu telah membuka kesadaran paling revolusioner tentang pentingnya pembebasan diri dari belenggu imperialisme dan kapitalisme. Gagasan ini kelak membawa inspirasi sosial politik baru yang lebih dinamis dan maju. Tokoh-tokoh pergerakan Sarekat Rakyat Priangan Timur, baik yang berhaluan islamis, sosialis, maupun komunis adalah pahlawan besar yang harus tetap dikenang….[]
Naskah: Muhajir Salam & Irfal Mujaffar | Editor: Riyadi Sholihin