PARIS | Priangan.com – Ini adalah lukisan Monalisa. Lukisan yang lahir dari tangan Leonardo da Vinci pada awal abad ke-16 itu hingga kini menjadi legenda. Siapa sangka, saking tenar dan melegendanya lukisan tersebut, karya sang maestro itu ternyata pernah dicuri.
Selama proses pembuatannya, Da Vinci konon mengerjakannya secara berulang kali selama bertahun-tahun. Ia menambahkan lapisan glasir dan minyak tipis secara bertahap. Karya ini kemudian menyertai sang pelukis hingga akhir hidupnya di Perancis, di mana Raja Francis I sangat mengagumi dan kemudian menjadikannya bagian dari koleksi kerajaan setelah Da Vinci wafat.
Berabad-abad lamanya, lukisan itu tersimpan di lingkungan istana hingga Revolusi Perancis mengubah segalanya. Koleksi kerajaan dinyatakan sebagai milik rakyat, dan Monalisa pun dipindahkan ke Museum Louvre yang kelak menjadi rumah tetapnya. Namun keberadaannya di museum tersebut tak selalu tenang.
Pada tahun 1911, dunia dikejutkan oleh kabar pencurian Monalisa. Ruangan kosong di Louvre yang biasanya memajang potret itu justru lebih ramai daripada hari-hari biasa. Ribuan pengunjung datang hanya untuk menyaksikan dinding yang kehilangan salah satu mahakarya terbesar sejarah seni. Direktur lukisan museum sampai mengundurkan diri, sementara nama besar seperti penyair Guillaume Apollinaire dan pelukis Pablo Picasso ikut terseret sebagai tersangka.
Dua tahun kemudian, misteri itu terungkap di Florence. Seorang pedagang seni melaporkan ada pria yang mencoba menjual lukisan serupa. Polisi menemukan Monalisa disembunyikan di bagasi Vincenzo Peruggia, imigran Italia yang ternyata pernah bekerja di Louvre. Ia bersama dua rekannya bersembunyi semalaman di dalam museum sebelum membawa kabur lukisan itu pada pagi hari tanggal 21 Agustus 1911. Aksi tersebut berakhir di meja hijau, Vincenzo dijatuhi hukuman penjara, sementara Monalisa dikembalikan ke Perancis setelah sempat melakukan tur singkat di Italia.
Perjalanan Monalisa kembali diuji saat Perang Dunia II pecah. Pihak Louvre memutuskan mengevakuasi lukisan itu ke berbagai desa demi menyelamatkannya dari kemungkinan dirampas. Baru pada 1945, setelah perang usai, Monalisa kembali dipajang di tempat semula.
Nama besar lukisan itu kian mendunia ketika diberangkatkan dalam tur internasional. Pada 1963, Monalisa dipamerkan di Amerika Serikat dan menarik 40 ribu pengunjung per hari di New York dan Washington. Satu dekade kemudian, giliran Tokyo dan Moskow yang kebagian kesempatan langka menyaksikan langsung karya legendaris ini.
Kini Monalisa tetap berada di balik kaca pelindung di Museum Louvre, Paris. Senyum misterius yang terpampang di atas kanvas itu masih menjadi magnet jutaan orang dari berbagai penjuru dunia sekaligus saksi bisu atas perjalanan panjang penuh intrik, pencurian, dan penyelamatan yang menjadikannya lebih dari sekadar lukisan, melainkan ikon abadi dalam sejarah peradaban manusia. (wrd)