WINA | Priangan.com – Ketika membicarakan sejarah otomotif, nama-nama seperti Gottlieb Daimler, Wilhelm Maybach, dan Carl Benz sering kali dianggap sebagai pelopor mobil modern. Namun, ada satu nama yang jarang disebut, padahal ia menciptakan kendaraan bermesin bensin empat tak lebih awal dari mereka. Sosok itu adalah Siegfried Marcus, seorang penemu brilian asal Austria yang kontribusinya hampir terhapus dari sejarah.
Siegfried Marcus lahir pada 18 September 1833 di Malchin, wilayah yang kini menjadi bagian dari Jerman. Sejak usia muda, ia menunjukkan ketertarikan besar pada dunia mekanik. Pada usia 12 tahun, ia sudah bekerja sebagai mekanik magang dan lima tahun kemudian bergabung dengan sebuah perusahaan teknik yang membangun jalur telegraf.
Sekitar tahun 1860, Marcus mulai bereksperimen dengan kendaraan bermesin. Saat itu, wilayah Austria mulai memproduksi minyak, dan dari hasil penyulingannya, bensin ditemukan sebagai produk sampingan. Marcus menyadari bahwa bensin dapat dinyalakan dengan percikan api jika terdispersi halus di udara. Inovasi ini membuatnya menciptakan karburator pertama di dunia, yang kemudian dipatenkan pada tahu 1864.
Ia kemudian membangun kendaraan bermesin pertamanya dengan menggunakan mesin pembakaran dalam dua tak yang berbahan bakar bensin. Mesin ini dihubungkan ke roda belakang kereta roda empat sederhana.
Namun, desain ini masih sangat primitif untuk menyalakannya, roda belakang harus diangkat dan diputar dengan tangan sebelum kendaraan bisa bergerak. Karena terlalu sulit digunakan, Marcus membongkarnya dan mulai menyempurnakan desainnya.
Kendaraan keduanya menjadi tonggak penting dalam sejarah otomotif. Ia menciptakan mesin empat langkah bertenaga bensin dengan desain karburator yang lebih baik serta sistem pengapian magneto buatannya sendiri. Kendaraan ini mampu mencapai kecepatan hingga 10 mph, sebuah pencapaian luar biasa pada masanya.
Ada dugaan bahwa ia juga membangun model kendaraan ketiga dan keempat dengan fitur yang lebih maju, seperti mekanisme kemudi, rem, dan kopling. Sayangnya, model-model ini tidak bertahan hingga kini. Namun, kendaraan keduanya berhasil dilestarikan dan saat ini dapat dilihat di Museum Teknik Wina.
Marcus meninggal pada tahun 1898 dengan meninggalkan warisan luar biasa. Sayangnya, kejayaannya meredup akibat peristiwa politik yang terjadi beberapa dekade setelah kematiannya. Ketika Nazi mengambil alih Austria pada tahun 1938, namanya menjadi sasaran propaganda antisemitisme.
Rezim Nazi secara sistematis menghapus jejak sejarahnya, mencabut namanya dari buku-buku pendidikan, dan membongkar tugu peringatannya. Bahkan, Kementerian Propaganda Jerman mengirim surat kepada Daimler dan Benz di Stuttgart untuk memastikan bahwa ensiklopedia besar Jerman menggantikan namanya dengan Gottlieb Daimler dan Carl Benz sebagai pencipta mobil.
Upaya Nazi untuk menghapus warisan Marcus tidak berhenti di situ. Mereka juga memerintahkan penghancuran kendaraan buatannya yang saat itu dipajang di Klub Mobil Wina.
Beruntung, beberapa staf Museum Perdagangan dan Industri Wina berhasil menyelamatkan kendaraan tersebut dengan menyembunyikannya di ruang bawah tanah museum. Berkat keberanian mereka, mobil itu selamat, bersama dengan beberapa dokumen yang mencatat inovasi Marcus.
Setelah Perang Dunia II, berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan nama Marcus ke tempat yang seharusnya dalam sejarah otomotif. Pada tahun 1949, seorang penemu bernama Mario Petrucci memperjuangkan pendirian kembali monumen untuk Marcus yang telah dihancurkan oleh Nazi. Monumen itu akhirnya diresmikan oleh wali kota Wina sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya yang luar biasa dalam dunia otomotif.
Hari ini, meskipun masih kurang dikenal dibandingkan tokoh-tokoh otomotif lainnya, Siegfried Marcus tetap diakui sebagai salah satu perintis sejati dalam perkembangan kendaraan bermesin. Karyanya membuktikan bahwa sejarah tidak selalu ditulis oleh mereka yang paling terkenal, tetapi oleh mereka yang berani berpikir jauh ke depan dan menghadapi tantangan zaman mereka. (LSA)