Historia

Ajaran Syekh Abdul Muhyi

TASIKMALAYA | Priangan.com – Karya tulis Syekh Haji Abdul Muhyi yang asli tidak ditemukan lagi. Namun, ajarannya disalin oleh murid-muridnya, di antaranya oleh putra sulungnya sendiri, Syekh Haji Muhyiddin. Ditulis dengan huruf pegon (Arab Jawi) dengan menggunakan bahasa Jawa (baru) pesisir. Naskah versi Syekh Haji Muhyiddin itu berjudul Martabat Kang Pitutu (Martabat Alam Tujuh) dan sekarang terdapat di museum Belanda, dengan nomor katalog LOr. 7465,LOr. 7527, dan LOr. 7705.
Ajaran “Martabat Alam Tujuh” ini berawal dari ajaran tasawuf wahdatul wujud (kesatuan wujud) yang dikembangkan oleh Ibnu Arabi. Tidak begitu jelas kapan ajaran ini pertama kali masuk ke Indonesia. Yang jelas, sebelum Syekh Haji Abdul Muhyi, beberapa ulama sufi Indonesia sudah ada yang menulis ajaran ini, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumatrani, dan Abdur Rauf Singkel, dengan variasi masing-masing.
Menurut ajaran “Martabat Kang Pitutu”, wujud yang hakiki mempunyai tujuh martabat, yaitu (1) Ahadiyyah, hakikat sejati Allah Subhanahu wata’ala, (2) Wahdah, hakikat Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, (3) Wahidiyyah, hakikat Adam As, (4) Alam Arwah, hakikat nyawa, (5) Alam Misal, hakikat segala bentuk, (6) Alam Ajsam, hakikat tubuh, dan (7) Alam Insan, hakikat manusia. Kesemuanya bermuara pada yang satu, yaitu Ahadiyyah. (ms)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Tonton Juga :  Amanat Galunggung
%d blogger menyukai ini: