Historia

Mercury 13: Saat Ambisi Wanita untuk Menjadi Astronaut Terhenti di Bumi

Anggota Mercury 13 berdiri di luar Launch Pad dekat Space Shuttle Discovery pada tahun 1995. Dari kiri ke kanan: Gene Nora Jessen, Wally Funk, Jerrie Cobb, Jerri Truhill, Sarah Rutley, Myrtle Cagle dan Bernice Steadman. | NASA.

WASHINGTON DC | Priangan.com – Sejarah eksplorasi luar angkasa penuh dengan kisah kepahlawanan dan inovasi. Namun, di balik pencapaian besar itu, ada sekelompok wanita yang nyaris terlupakan.

Mereka adalah ‘Mercury 13, para pilot wanita berbakat yang menjalani seleksi astronaut pada awal 1960-an. Sayangnya, meskipun mereka lolos berbagai ujian ketat, mereka tidak pernah mendapat kesempatan untuk terbang ke luar angkasa.

Program ini dimulai sebagai eksperimen pribadi yang didanai oleh Dr. William Randolph Lovelace, seorang dokter kedirgantaraan yang juga bertanggung jawab atas pengujian astronaut Mercury 7.

Dengan dukungan Jacqueline Cochran, seorang pilot dan pengusaha ternama, Lovelace ingin mengetahui apakah wanita mampu menghadapi tantangan penerbangan luar angkasa.

Saat itu, eksplorasi antariksa masih dalam tahap awal. Belum ada manusia yang benar-benar pergi ke luar angkasa. Oleh karena itu, seleksi astronaut sangat ketat dan penuh ujian ekstrem.

Peserta Mercury 13 harus menjalani berbagai tes intensif. Mereka diperiksa dengan sinar-X, diuji matanya selama empat jam, serta mengayuh sepeda statis dengan beban khusus untuk mengukur daya tahan pernapasan.

Mereka juga dipaksa menelan tabung karet untuk mengukur kadar asam lambung. Air dingin disemprotkan ke dalam telinga mereka untuk memicu vertigo, guna menguji keseimbangan.

Hasilnya mengejutkan. Sebanyak tiga belas wanita berhasil lulus serangkaian tes yang sama dengan astronaut pria. Beberapa bahkan menunjukkan performa lebih baik.

Jerrie Cobb, salah satu kandidat terbaik, berada di peringkat 2% teratas dari seluruh kandidat astronaut NASA, baik pria maupun wanita.

Namun, meskipun mereka telah membuktikan diri, program ini tiba-tiba dihentikan.

Angkatan Laut AS menolak memberikan akses ke fasilitas pelatihan mereka. Alasannya, tidak ada permintaan resmi dari NASA.

Tonton Juga :  GERAYAK, Gerakan Rakyat Kelaparan yang Ditunggangi oleh Kepentingan PKI

Hal ini menghancurkan harapan para wanita tersebut untuk melanjutkan ke tahap pelatihan penerbangan menggunakan pesawat jet militer, syarat utama yang ditetapkan NASA bagi astronaut saat itu.

Jerrie Cobb dan Jane Hart berjuang keras agar program ini dapat berlanjut.

Mereka menulis surat kepada Presiden John F. Kennedy dan mengunjungi Wakil Presiden Lyndon B. Johnson untuk meminta dukungan.

Pada Juli 1962, Kongres AS mengadakan dengar pendapat untuk membahas apakah wanita seharusnya diberi kesempatan menjadi astronaut.

Namun, NASA bersikeras bahwa semua astronaut harus lulus dari program uji coba pesawat jet militer dan memiliki gelar teknik.

Dua persyaratan ini otomatis mendiskualifikasi wanita, karena saat itu mereka tidak diizinkan mengikuti pelatihan militer.

Astronaut John Glenn bahkan bersaksi bahwa peraturan tersebut seharusnya tidak diubah.

Perdebatan ini kembali mencuat ketika kosmonot Soviet, Valentina Tereshkova, menjadi wanita pertama di luar angkasa pada tahun 1963.

Media Amerika, termasuk majalah Life, mengkritik NASA karena gagal memberikan kesempatan kepada wanita.

Namun, perubahan tidak terjadi dengan cepat. NASA baru mulai merekrut astronaut wanita pada tahun 1978.

Lima tahun kemudian, Sally Ride menjadi wanita Amerika pertama di luar angkasa dalam misi STS-7.

Pada 1995, Eileen Collins menjadi wanita pertama yang mengemudikan pesawat ulang-alik. Akhirnya, pada 1999, ia menjadi komandan misi luar angkasa wanita pertama dalam sejarah NASA.

Sebagai bentuk penghormatan, Collins mengundang delapan dari sebelas anggota Mercury 13 yang masih hidup untuk menghadiri peluncuran pertamanya. Bagi mereka, pencapaian Collins adalah simbol bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia.

Butuh lebih dari tiga dekade, tetapi akhirnya, seorang wanita Amerika berhasil mencapai mimpi yang mereka mulai sejak 1960-an. (LSA)

Tonton Juga :  Hoegeng Iman Santoso, Polisi Paling Jujur Sepanjang Masa
zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: