Historia

Merah di Bibir, Tangguh di Luar. Inilah Perjalanan Ikonik Lipstik Merah

Sambil membawa peluru kaliber 50, Phyllis Cotter mengoleskan lipstik di fasilitas produksi Douglas Aircraft Company di Santa Monica, California dalam foto sekitar tahun 1943. | Getty Images.

JAKARTA | Priangan.com – Di era modern, lipstik merah masih menjadi simbol kekuatan dan percaya diri bagi banyak perempuan. Tren kecantikan silih berganti, namun lipstik merah tetap memiliki tempat istimewa di hati penggunanya. Popularitasnya di media sosial, iklan, dan acara-acara besar menunjukkan bahwa daya tariknya tak pernah pudar.

Lipstik merah ternyata sudah ada sejak zaman Mesir kuno, tetapi diperkirakan telah digunakan sejak zaman prasejarah. Para arkeolog menemukan artefak tata rias sejak 10.000 tahun lalu, termasuk pigmen merah berusia 5.000 tahun yang digunakan sebagai perona bibir di Mesir dan Timur Tengah.

Pengaruh lipstik merah menjangkau hampir semua benua dan peradaban, dari bunga benibana merah yang digunakan oleh geisha Jepang hingga perona pipi di istana kerajaan Eropa Modern Awal.

Pada zaman kuno, riasan digunakan tanpa memandang gender, menunjukkan status sosial dan kekayaan. Bangsa Sumeria dan Mesir, sekitar 5.000 SM, menggunakan lipstik untuk melindungi bibir dari iklim kering, menggunakan bahan seperti ganggang merah, sisik ikan, dan bahkan kotoran buaya.

Sejarah lipstik merah juga terkait erat dengan perjuangan hak-hak perempuan. Selama gerakan hak pilih, lipstik merah menjadi simbol pembebasan dan pemberontakan.

Pada tahun 1912, Elizabeth Arden, seorang pelopor industri kosmetik, secara terbuka mendukung gerakan hak pilih perempuan. Ia membagikan lipstik merah kepada para demonstran yang melewati salonnya di New York sebagai simbol perlawanan.

Warna merah pada saat itu melambangkan keberanian, pembebasan, dan tuntutan akan perubahan sosial. Tindakan ini memperkuat posisi lipstik merah sebagai simbol perjuangan hak-hak perempuan, menunjukkan betapa pentingnya peran kosmetik ini dalam menyuarakan aspirasi kaum perempuan.

Pada masa perang, lipstik merah menjadi simbol patriotisme dan kekuatan. Selama Perang Dunia II, meski kosmetik langka, lipstik merah justru semakin populer karena direpresentasikan sebagai salah satu warna bertema patriotik. Bahkan, lipstik merah diberikan oleh Palang Merah kepada wanita korban kamp konsentrasi Nazi sebagai tanda harapan.

Tonton Juga :  Ki Hadjar Dewantara; Sang Pionir Pendidikan Indonesia

Pada tahun 1950-an, Era Hollywood memperkuat status lipstik merah sebagai simbol kemewahan dan sensualitas. Bintang-bintang seperti Marilyn Monroe dan Elizabeth Taylor sering terlihat mengenakan warna ini dalam film-film klasik, memperkuat kesan glamor.

Persaingan antara merek-merek kosmetik, seperti Elizabeth Arden dan Revlon, turut mempercepat popularitasnya dengan kampanye iklan yang masif.

Dengan segala sejarah dan maknanya, lipstik merah bukan sekadar kosmetik, tetapi simbol kekuatan, perlawanan, dan identitas perempuan. (Lsa)

zvr
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
%d blogger menyukai ini: