Mengenal Sosok Che Guevara, Ikon Revolusi Abad ke-20

WASHINGTON, D.C | Priangan.com – Inilah sosok Ernesto “Che” Guevara. Ia dikenal luas sebagai ikon revolusi abad ke-20. Che Guevarq lahir di Rosario, Argentina, pada 14 Juni 1928, dari keluarga kelas menengah. Sejak muda ia sudah menunjukkan minat besar terhadap ilmu pengetahuan dan kemanusiaan.

Guevara menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Buenos Aires dan sempat bekerja di rumah sakit, sebelum perjalanan panjang melintasi Amerika Latin mengubah jalan hidupnya.

Pada 1951, Guevara melakukan perjalanan darat bersama sahabatnya, Alberto Granado, menggunakan sepeda motor. Perjalanan itu membawanya melewati berbagai wilayah di Argentina, Chili, Peru, Kolombia, hingga Venezuela.

Ia menyaksikan langsung kemiskinan, ketimpangan dan penderitaan masyarakat pedesaan yang hidup di bawah tekanan ekonomi serta politik. Dalam catatan perjalanannya yang kemudian diterbitkan dengan judul The Motorcycle Diaries, Guevara menulis pengamatannya tentang ketidakadilan dan ketimpangan sosial yang ia temui di sepanjang perjalanan tersebut. Pengalaman itu kemudian menumbuhkan pandangan politik yang semakin kritis dan keyakinan bahwa perubahan hanya bisa dicapai melalui perjuangan bersama.

Selepas menyelesaikan pendidikan kedokterannya, Guevara melanjutkan perjalanan ke Guatemala pada 1953. Di negara itu ia menyaksikan jatuhnya pemerintahan Jacobo Árbenz akibat intervensi asing.

Peristiwa itu memperkuat pandangannya terhadap pengaruh ekonomi dan politik luar negeri di kawasan Amerika Latin. Beberapa waktu kemudian ia bertemu dengan kelompok eksil Kuba di Meksiko
dan pada 1955 berkenalan dengan Fidel Castro serta kelompok 26 Juli yang tengah merencanakan perlawanan bersenjata terhadap rezim Fulgencio Batista di Kuba.

Pada Desember 1956, Guevara bergabung dalam pelayaran kapal Granma dari Meksiko menuju Kuba bersama Castro dan sekitar 80 orang pejuang lainnya. Dari sekelompok kecil yang selamat setelah pendaratan, mereka membangun basis perlawanan di pegunungan Sierra Maestra. Dalam waktu tiga tahun, kelompok ini berhasil memperluas dukungan rakyat dan menumbangkan pemerintahan Batista pada awal 1959. Guevara menjadi salah satu komandan lapangan paling menonjol dalam perang gerilya tersebut.

Lihat Juga :  Tradisi Gigi Runcing Perempuan Mentawai jadi Simbol Kecantikan dan Kedewasaan

Setelah kemenangan revolusi, Guevara memperoleh kewarganegaraan Kuba dan memegang sejumlah jabatan penting. Ia pernah menjabat sebagai presiden bank nasional dan kemudan menjadi menteri industri. Dalam kapasitas itu, ia berupaya mendorong industrialisasi dan kemandirian ekonomi Kuba.

Pada masa yang sama, ia menulis sejumlah karya, termasuk Guerrilla Warfare, yang menjelaskan prinsip-prinsip dasar perjuangan bersenjata dan strategi mobilisasi rakyat. Pemikirannya menekankan pentingnya moralitas revolusioner dan tanggung jawab sosial dalam membangun masyarakat baru.

Sekitar pertengahan 1960-an, Guevara mulai menghilang dari sorotan publik. Ia meninggalkan Kuba untuk melanjutkan perjuangan di luar negeri. Tahun 1965 ia berada di Kongo, membantu kelompok pemberontak lokal, sebelum kemudian berpindah ke Bolivia pada 1966. Di negara tersebut ia berupaya membangun gerakan gerilya yang bertujuan menyalakan semangat revolusi di Amerika Selatan. Namun situasi sosial dan politik di Bolivia berbeda dari Kuba. Dukungan lokal minim, logistik terbatas, dan pasukan pemerintah yang dibantu oleh badan intelijen asing semakin mempersempit ruang geraknya.

Lihat Juga :  Menciptakan Kedaulatan Pangan: Warisan Revolusi Menu dan Operasi Pemberantasan Buta Gizi

Pada 8 Oktober 1967, pasukan Bolivia berhasil mengepung kelompok kecil Guevara di Quebrada del Yuro. Ia terluka dalam pertempuran dan ditangkap hidup-hidup. Sehari kemudian, pada 9 Oktober 1967, ia dieksekusi di sebuah sekolah di La Higuera.

Foto-foto jenazahnya kemudian tersebar luas dan menjadi salah satu dokumentasi paling dikenal dalam sejarah Amerika Latin. Jenazah Guevara dikuburkan secara rahasia dan baru ditemukan kembali pada 1997 untuk kemudian dipindahkan ke Kuba.

Perjalanan hidup Guevara menimbulkan pandangan yang beragam. Sebagian menilai ia adalah simbol perjuangan anti-imperialis dan pengorbanan untuk keadilan sosial. Sebagian lain mengingatnya karena perannya dalam penegakan hukum revolusioner di Kuba yang disertai dengan eksekusi terhadap pihak yang dianggap musuh politik. Ia juga dikenal karena kedisiplinan keras dan pandangan ideologis yang menolak kompromi dengan sistem kapitalisme.

Lihat Juga :  Bukan Sekadar Tempat Peristirahatan: Rahasia Mengejutkan dari Pemakaman Colon

Pemikiran dan tindakannya memengaruhi banyak gerakan pembebasan di Afrika, Asia, dan Amerika Latin pada dekade 1960-an dan 1970-an. Karya-karyanya menjadi rujukan bagi berbagai kelompok yang mengadopsi model perjuangan gerilya. Di luar ranah politik, citra wajahnya yang diabadikan fotografer Alberto Korda menjadi simbol populer yang menembus batas ideologi, meski maknanya sering kali bergeser dari konteks sejarah aslinya.

Hingga kini, nama Che Guevara tetap menimbulkan perdebatan. Ia dikenang sebagai dokter yang memilih jalan perjuangan bersenjata, pemimpin yang tegas, penulis teori revolusi, dan tokoh yang tewas karena keyakinannya sendiri. Sejarah mencatatnya sebagai sosok yang kompleks: antara idealisme dan realitas, antara cita-cita kemanusiaan dan praktik politik yang keras. (wrd)

Lain nya

Latest Posts

Most Commented

Featured Videos